neuf

607 100 23
                                    

Happy reading

Vote dan komennya jangan lupa ya

Enjoy

❄️

Jika Felix dan Seungmin dapat bekerjasama karena keprofesionalan mereka, maka ada pula diantara mereka yang bekerjasama demi kepentingan pribadi. Walau bisa dibilang hubungan mereka tidak sehat, namun kerjasama mereka entah kenapa tatap lancar.

Hari ini mereka bertemu disebuah bar mewah di pusat kota, secara rahasia tentu saja. Bisa gawat kalau ada yang mengetahui persekutuan mereka.

"Kau sudah dengar kabar terbarunya Prince Rovein? " Tanya Hyunjin sang pemimpin bangsa warewolf membuka pembicaraan.

"Belum. Minho menyerahkan kasusnya pada Felix. Dia tak akan menyerahkan urusan penting pada orang seperti ku. Dia tidak mempercayai ku. " Jawab Jisung setelah menegak whiskey nya.

"Bukan tentang itu. Tapi tentang Lord Prince yang masih hidup dan kini menjadi Dark Lord. " Hyunjin segera mengoreksi maksudnya.

Kaget mendengar apa yang dikatakan Hyunjin. Jisung tersedak minumannya sendiri, gelas yang dipegangnya pun terbakar. Ia kemudian menoleh kepada Hyunjin untuk memastikan perkataannya, dan pemuda tinggi itu mengangguk membenarkan.

"Impossible. Aku menyaksikan bagaimana pertarungan mereka dan separah apa luka Changbin. " Ujar Jisung masih menolak percaya.

"Kalau tidak percaya tanya saja keponakan mu, Changbin bahkan memberikan belati yang tersisa padanya. " Sahut Hyunjin santai.

Jisung terdiam, sepertinya ia harus mencari tahu kebenarannya. Raut mukanya tidak terbaca saat ini, tidak seperti Jisung yang biasanya. Kali ini ia cukup diam dan tenang, tapi Hyunjin sudah bisa menebak isi pikiran Jisung. Semua terlihat jelas dengan gelas yang kini sudah pecah berkeping-keping dilantai, dengan api yang masih membakar.

"Aku tidak akan kalah start lagi. Sepertinya aku harus membuat vervain lagi. " Jisung mengepalkan tangannya, manik citrinenya menyala seperti api. Menandakan ambisinya saat ini.

"Ganbatte Jisung. Kau pasti bisa mendapatkannya. Tapi kali ini aku ingin berada di pihak Louis, dia yang sekarang pasti sangat kuat. "

❄️

Changbin agak bersyukur dengan kehadiran Jeongin ditempatnya, karena pemuda itu membuat Chan tak mengganggunya lagi. Bahkan mereka memberikan hiburan gratis bagi Changbin, hampir setiap hari dua orang berbeda spesies itu latihan tanding.

Tapi Changbin punya masalah lain sekarang, ia menjadi lebih sering mendengar hasutan dan bisikkan Raven dikepalanya. Ia pikir gangguan Chan seribu kali lebih baik.

'Changbin apa kau tidak merasa selama ini kau sedang dibunuh secara perlahan? Itulah alasan kau semakin melemah. '

'Bagaimana itu bisa terjadi? ' karena penasaran Changbin balik bertanya.

'Kenapa tidak kau cari tahu saja sendiri. Kau kan pintar seperti ibumu. Tapi untuk menyadari hal itu saja kau tidak mampu, jadi kurasa kau tak sepintar itu. '

Changbin memutuskan untuk tak bertanya lagi karena ia malah diledek, untuk mengalihkan perhatiannya ia kembali menonton latihan Chan dan Jeongin sampai selesai.

"Bagaimana latihan kami menurut pengamatan anda Lord Changbin? " Tanya Jeongin semangat setelah sesi latihannya selesai.

"Menarik. Meski ketimpangan kekuatan diantara kalian jauh, kau dapat mengimbangi Chan. Itu luar biasa untuk umurmu yang masih muda. " Jawab Changbin jujur.

Vengeance (Minbin) [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang