treize

507 87 63
                                    

Hallo semua.
Maap baru update ya.

Happy reading.

Vote sama komennya jangan lupa ya, biar Hime tambah semangat.

Enjoy

❄️

Jisung hampir saja membakar Minho beserta ruangannya, jika saja Felix tak memadamkan apinya dan menariknya pergi. Sebenarnya Felix juga ingin membekukan Minho sampai tidak bisa mencair lagi, tapi ia harus menahan emosinya. Bisa-bisa tindakannya dianggap kudeta demi tahta nantinya jika ia melakukan hal bodoh seperti itu.

"Kau mau dianggap penghianat? Aku tahu kau bodoh tapi jangan sebodoh itu. "

Plak!!!

Sebuah tamparan mendarat di pipi kiri Felix, menimbulkan suara desisan akibat api yang bertemu es dan sedikit asap putih.

"Setidaknya aku masih jauh lebih pintar dari kakakmu. " Balas Jisung setelah meluapkan kemarahannya pada Felix.

Felix masih memegang pipinya yang barusan di tampar Jisung, haruskah ia memasukkan tindakan Jisung barusan kedalam upaya pembunuhan putra mahkota. Rasa sakitnya memang tak seberapa meskipun Jisung menamparnya cukup keras, tapi harga diri Felix terasa diinjak disini.

"Lain kali jangan menghentikan aku lagi. Lagipula itu keuntungan bagimu jika dia mati. Kau bisa menjadi Raja. " Ujar Jisung dengan nada sedikit lebih tenang.

"Aku tidak ingin menjadi Raja dengan jalan yang seperti itu. Dan kenapa pula kau ingin membunuh orang yang kau sukai? " Balas Felix tegas.

"Bukan urusan mu. Aku hanya menepati janjiku pada seseorang. " Jawab Jisung dengan nada jutek.

"Kau berjanji pada siapa lagi? " Felix harus memastikan sepupunya tak berbuat masalah lebih banyak lagi.

"Sudah kubilang bukan ini bukan urusan mu. "

Setelah berkata demikian Jisung langsung pergi tanpa menoleh kebelakang. Kenapa semua orang menjadi punya sifat dingin semua hari ini? Felix jadi berpikir kalau sifatnya menular pada Jisung dan Minho.

'Padahal aku baru saja menyelamatkannya. Dasar tidak tahu terimakasih. '

❄️

Seharian ini Changbin tak kunjung keluar dari kamarnya, Seungmin sudah pergi setelah lukanya diobati oleh Changbin dan sekarang ia merasa sangat malas walau sekedar untuk beranjak dari kasur. Entah kenapa ia merasa sangat malas hari ini, sekedar membaca buku saja ia tidak berminat. Padahal membaca adalah salah satu kegiatan kesukaannya.

Tapi beda dengan hari ini, ia lebih memilih berbaring ditempat tidur sambil memainkan ponselnya. Mulai dari menonton video lucu, bermain sosial media sampai menelusuri brand terbaik untuk ia gunakan sudah ia lakukan sedari tadi.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk saja pintunya tidak aku kunci. " Changbin bahkan tak mengalihkan perhatiannya dari ponselnya.

"Maaf mengganggu waktu anda Lord. Ada paket untuk anda. " Mark menyerahkan sebuah kotak berwarna hitam dengan pita ungu kepada Changbin.

Changbin meletakkan ponselnya dan segera memeriksa kotak yang katanya paket tersebut. Ia merasa familiar dengan konsep warna seperti ini, warna yang menjadi ciri khasnya.

"Siapa yang mengirimkan nya?" Tanya Changbin terlebih dahulu sebelum membuka kotak tersebut.

"Tidak ada pengirimannya Lord. Petugas yang mengirimkannya hanya bilang bahwa ini untuk Louis Melchior. " Jawab Mark jujur.

Vengeance (Minbin) [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang