quatre

807 133 62
                                    

Heyy yoo.
Maapin aku yang update nya lama ya.
Soalnya belakangan ini emang agak sibuk, tugas malalah sama resumenya ngga Berhenti-henti. Malah bertubi-tubi.
Aku juga agak malas ngedit, makanya belum update.

So here we go

Enjoy

"Kenapa kalian bereaksi seperti ini? Siapa sebenarnya Changbin itu?"

Jeongin masih menunggu jawaban dari kedua orang yang lebih tua darinya itu, sudah cukup lama mereka berdua terdiam. Membuat rasa penasaran Jeongin semakin tinggi.

"Jadi dia masih hidup? Seharusnya aku memastikannya dia benar-benar meregang nyawa waktu itu. " Ujar Minho terdengar dingin, berbanding terbalik dengan sebelumnya.

"Itu belum tentu Changbin yang kita kenal Minho, meskipun ciri-ciri dan aromanya sangat mirip. Seingatku Changbin bukanlah seorang devil, dan dia tidak ada hubungan apapun dengan Lady Duscha sang penguasa kegelapan yang sebelumnya.  " Bantah Felix tidak suka.

"Tidak. Itu pasti dirinya. Fakta bahwa dia iblis itu benar adanya, dia sendiri yang mengatakannya padaku dulu. Dia separuh iblis dan Lady Duscha sendiri adalah neneknya dari pihak ibu. " Minho memberikan klarifikasi.

Melihat dua orang dihadapannya berdebat sengit dan melupakan kehadirannya membuat Jeongin memutar otak, ia sama sekali tak tahu apa masalah mereka. Sepertinya mereka sudah bermasalah bahkan sebelum dirinya lahir, tapi baginya yang penting saat ini senjatanya telah lengkap.

"Aku harus memastikannya mati kali ini. Penghianat tak bisa dibiarkan berkeliaran begitu saja. Dia bisa menyerang kita kapan saja. " Minho terdengar sangat marah sekarang.

"APA SEBENARNYA KESALAHANNYA PADAMU HINGGA KAU BEGITU INGIN IA MATI? " Teriakkan penuh emosi Felix cukup untuk membuat Jeongin bergidik ngeri. Pamannya yang satu ini dikenal jarang menunjukkan emosinya sekecil apapun, ia sangat tenang dan lihai menyembunyikan emosinya. Saat marah seperti ini Felix sangat menyeramkan.

Daripada menghentikan mereka, Jeongin lebih memilih untuk diam dan menonton saja. Ia tak mau mencari masalah dengan duo saudara yang tengah bersitegang itu. Lumayan juga untuk hiburan sebenarnya.

"Dia hampir membunuh Jeongin dan Jisung asal kau tahu. Ia juga menghianati ku dan bersekutu dengan werewolf dan dengan kenyataan ia adalah separuh iblis. " Jeongin tersentak mendengar jawaban Minho. Sekarang ia makin tidak mengerti apa yang terjadi, orang yang memberikan senjatanya adalah orang yang pernah mencoba membunuhnya.

"Mengingat Jisung dengan manipulasinya apakah kau percaya begitu saja? Ya kau percaya tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Yang kutahu Changbin menghormati dan menghargaimu tidak mungkin dia membunuh anakmu, tapi soal Jisung dia memang bisa membunuhnya kapan saja. Jeongin, jika kau ingin melakukan sesuatu jangan gegabah seperti ayahmu. Aku tidak ingin kau menyesal. Dan Minho jangan mencoba untuk membunuh Changbin lagi, kau sama saja memproklamirkan perang nantinya. Ingat Minho! Mau bagaimanapun bangsa Iblis adalah penguasa diantara makhluk kegelapan. " Felix berkata panjang lebar lalu pergi tanpa pamit, sepertinya ia tak peduli lagi dengan status nya.

Minho dan Jeongin hanya diam dalam waktu cukup lama setelah Felix pergi. Jeongin masih belum bisa mencerna semua yang terjadi, ia butuh kebenaran. Sedangkan Minho selalu tidak bisa ditebak, tidak ada yang tahu perasaan pria itu yang sebenarnya.

"Aku semakin membenci mu Ayah. " Ujar Jeongin menatap Minho tajam. Jeongin jarang memanggil Minho dengan sebutan Ayah, tapi sekalinya memanggilnya dengan kata itu malah deklarasi kebencian yang didapat nya. Meski ini bukanlah pertama kalinya ia mendapatkan deklarasi kebencian dari anaknya sendiri.

Vengeance (Minbin) [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang