gudeg -2021

8.4K 630 61
                                    

Pulang ke kotamu
Menyusuri jalanan ramai kaki lima









"S O E R A B A J A   B A L I   Y O G Y A K A R T A"

Surabaya, adalah kota yang begitu manis kedua setelah Jogja. Begitu pikir Winter sahardayu, sih anak ayu dari keluarga konglomerat berdarah Keranton Yogjakarta itu. Jogja bisa disebut sebagai salah satu kota yang tenang dan sedap, tapi dia tak memungkiri bahwa di Surabaya-lah yang akan mempertemukannya dengan "kisah kasih pendamping hidupnya" 

Sehidup semati. Kalau kata Susan dan Ningning mah, anak wedoknya Gusti Pengarep Tatang Tenggoro Danukusomo sudah jatuh cinta. Kalau di pikir pikir sih, cara pertemuan kedua anak manusia beda suku ini terbilang lucu. usai sudah perjalanan penuh terjal dan kerikil, bahkan batuan besarpun mereka hadapi. Hingga mengakhirkan perjalanan mereka menuju cerita suci tak terbataskan, suci penuh ketenangan, melintasi perjalanan usia yang tak lagi muda kelak. menokhtakan penantian cinta, cinta yang mebawa keusaian sanubari di atas relung, berdiri mencium kisah kasih putih bersama sama.

Nanti saja kita melihat cerita awal pendekatan mereka, kita nikmati saja indahnya cerita pernikahan dua anak perempuan ini yang sudah berlangsung 6 Tahun ini.

"Gula arenku... sarapan yuk"

Suara Karina sudah melayang manis di indera pendengaran Winter, dia sedang mengambil cuti untuk menemani istri saljunya ini stay at home.

Winter yang masih melipat baju kantor Karina langsung menyahut dari kamar atas, memberitahu sang istri kalau dia masih berurusan dengan baju dan barang barang Karina.

"iya Sayang, sebentar ya.. masih nanggung ini soalnya.." jawab Winter tak kalah keras.

"Iya sayang, jangan lama lama. Maagmu kambuh nanti aku yang jadi sasaran gigitan kamu lagi" dan Winter hanya menyahut keras sebagai jawabannya.

Karina hanya menggelengkan kepalanya gemas. Celemek Pink pemberian Winter di hari anniversary mereka setahun lalu itu masih terpasang manis di badan Karina. Dengan telaten dia menata meja makan dengan hasil masakan sederhananya untuk mereka berdua di pagi hari ini.

Gudeg, menjadi menu kali ini. Makanan yang selalu Winter idamkan setiap sebulan sepuluh kali.

Iya, sebulan sepuluh kali. Yang mana Winter akan selalu meminta Karina membawakannya Gudeg setiap pulang kerja, minimal dua kali seminggu. Kalau tidak, gadis salju itu akan benar benar menjadi salju sungguhan jika sedang mengamuk.

Setiap si gadis keraton itu mengambek, Karina selalu berusaha untuk memberikan deep kiss di dalam pipi istrinya itu. Di barengi dengan kata kata yang sudah wajib Karina katakan untuk membujuk istrinya itu.

Contohnya; istri aku jegeg sajan. Tapi sukanya ngambul nok"

Bahkan Winter tak segan mendiami istrinya selama seminggu penuh, meski ujung ujungnya Winter akan merengek dikala waktu mestruasi nya datang. Yah, that's life. That's how married couple show their love to each other. In silent but felt so deep.

"Wih.. Gudeg nih?" Winter tiba tiba datang dengan celana tidurnya dan tak lupa kaos polo punya Karina sudah pas di badan istri mungilnya itu.

"Iya sayang, yuk makan."

Karina melepas celemeknya dan menarik kursi putih itu untuk istrinya duduk dengan tenang dan nyaman. Winter tersenyum melihat istrinya yang tak pernah berubah sehelai rambutpun.

Karina yang sadar diperhatikan oleh istrinya itu memberikan ekspresi bertanya, dan Winter akhirnya kembali bangkit dari kursinya lalu dengan entengnya kedua tangannya sudah bertengger erat di leher karina. Tentunya, Karina kaget dengan tingkah istrinya yang mutlak mengagetkan.

Dan dengan sekejap mata, Winter menempelkan bibirnya ke bibir istrinya. Ya sebut saja ciuman. Morning kiss.

Bibir kecil itu lincah memulai ciuman, dan tentunya Karina menyambut baik. Tangan jenjang itu juga sudah ada di pinggang kecil istrinya, persis seperti 6 tahun lalu. Tepatnya di hari pernikahan mereka.

Mereka berdansa di tengah tengah rembulan yang cerah, berbagi tatapan juga cinta yang tak terhitung. Bahkan, lagu milik Crishye menjadi pilihan mereka berdua untuk berdansa. Winter bernyanyi kecil mengikuti irama lagu milik sang legendaris didalam dekapan romantis Karina

Karina menangis kecil melihat indahnya wajah bahagia winter di malam itu. Seakan, semesta benar benar menciptakan dirinya hanya untuk menjadi milik Winter selamanya.

Dimana engkau berada, disana cintaku
Walau keujung dunia
Pasti akan ku nanti
Meski ke tujuh samudra
Pasti ku kan menunggu
Karena ku yakin
kau hanya untukku..

Ciuman manis mereka akhirnya berakhir, dahi mereka satukan juga hidung yang saling menempel satu sama lain. Melempar pandang seakan mereka sedang berkompetisi bertatapan. Saling menghirup aroma manis satu sama lain, berkomunikasi dengan bahasa cinta.

"Aku adalah istri terbahagia didunia ini, karena kamu sedia menikahi ku 6 tahun lalu." Winter berucap lagi didalam jarak kecil mereka, dan Karina tersenyum. Dibawanya Winter kedalam dekapannya dalam dalam, aromanya begitu memabukkan.

Karina tak salah, perjuangannya meminta restu ke papi Tatang akan berbuah manis seperti ini.

"Kamu cantik istriku. Kamu adalah Gudeg ku. Ayam betutuku, sate lilit ku. Ah, aku mau jadi serakah aja gapapa kali ya? Soalnya kalau tentang kamu itu rasanya seluruh duniapun mau aku beli, meski pup sapi pun akan aku beli juga."

Winter tekekeh geli, "gombalmu geli banget deh, ih Udah ah, yuk makan. Kasian Gudegnya pasti lagi misuh misuh sambil liat kita."

Dia melirik kearah meja makan yang sudah menghidangkan Gudeg hangat buatan istrinya itu. Seakan memanggilnya untuk segera disantap, tapi nyatanya malah asik saling lempar kata kata manis. Ya bilang saja Winter sudah kelaparan, ada ada saja si gadis Jogjakarta ini.

Pelukan mereka pun terlepas satu sama lain dan kembali duduk di kursi makan. Dengan telaten Winter mengambilkan istrinya nasi dan gudegnya, bahkan perlakuan winter itu bukan hal yang istimewa lagi. Tapi bagi Karina, itu luar biasa. Dia menikah dan mendapatkan istri yang menyejukkannya di kala penat dan emosi.

Meski tingkahnya absurd terkadang tak dapat terpediksi, tapi Karina akan tetap cinta. Harapannya hanya satu, cahaya jangan pernah meredup, karena hidupnya sempurna dari yang sudah sudah. Dan Sahar lah jawaban dari segalanya, dia adalah dunia dan bunga cintanya.

"Ini sarapannya ndoro.. sudah saya siapkan ya" winter memberikan sepiring nasi gudeg itu kearah istrinya.

"Matur suwun nggih mbak, tapi kan saya yang masak, gimana sih?"

"Dih suka suka saya lah, udah ndoro cepet makan atau saya pentung pakai sutil nih?" Karina pun tertawa terbahak bahak melihat tingkah istrinya yang random.

Winterpun akhirnya makan, dengan semangat pastinya. Kalau kata winter, gudegnya karina itu yang paling maknyus setelah buatan maminya dulu. Duh, Winter selalu menjadikan Karina sebagai bahan pamer kepada Susan dan Ningning ketika mereka berumpi di PTC.

"Karina,"

Karinapun menengok disela kunyahannya. "Iya sayang?"

"I GUDEG YOU, EAAAAA"






























Soerabaja, kota romantis kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang