Berjuta fatwa cinta yang ada
"S O E R A B A J A"
Banyak sekali kata manis bak gulali yang selalu Karina lontarkan untuk Winter dikala semua kesakitannya menyapa kembali. Tapi bukan berarti Guyonan yang Karina lontarkan juga tak berkerja untuk membuat hati sang istri melembek penuh asmara. Karina itu sosok yang baik dan bertanggung jawab, disisi lain dari rahangnya yang tegas dan tatapan tajamnya untuk dunia masih terdapat sebuah kelebihan sederhana yang dapat membuat Winter kembali menemukan jalannya untuk pulang.
Intuisi cinta kalau kata winter, Karina itu Cerdas, Peka dan baik hatinya juga humoris wataknya. Nyaris tak ada yang tak sempurna dimatanya.
Karina itu memiliki tangan yang cekatan, dan hati yang begitu lembut untuk sang istri. "Pagi pagi enaknya ngopi, selai nanas pilihan terbaik untuk segala jenis roti. Wahai istriku yang cantik, yuk keluar kepalaku pening banget ini"
tuhkan, meski tak seahli komedian dan komika pada umumnya, tapi tetap saja Karina selalu mempunyai bahan yang dapat dia lontarkan kepada istri semata wayangnya itu. iya hanya semata wayang, jika beristri dua bahkan 4 berarti Karina stres seperti kata Winter sebelumnya.. jangan sampai terjadi dikemudian hari, ya tuhan.
"aku masih meteng loh iki" jawab Winter sembari menuangkan kopi susu kesukaan Karina di atas meja kerjanya. Karina tersenyum manis setelah mendengar penuturan kecil sang istrinya.
"Ya justru itu, udara segar dan suasana baru itu bagus buat kandungan kamu" ucap Karina merayu, diapun mengambil cangkir kopinya yang sudah terisi penuh oleh kopi kesukaannya. Winter hanya menatapnya lama, sembari tangannya yang mengelus perut yang kian membuncit. "Yuk, nanti sore sehabis pulang dari kantor kita jalan jalan keliling surabaya. Naik motor, biar baby salju bisa ikut merasakan nikmatnya kesederhanaan dari kedua orang tuanya. Ripresing lah kita sekali sekali, skuylah"
Winter geleng geleng kepalanya gemas, "refreshing mas.."
Mata Karina membulat sempurna ketika Winter memanggilnya dengan panggilan "sakral" untuk dirinya. "Hah? Mas..?? Kamu manggil aku mas..?" Winter hanya menganggukkan kepalanya kecil sembari Karina menatap wajahnya dengan gemas.
"Sudah lama kamu ngga manggil aku pakai sebutan itu"
"Emangnya kenapa? Toh dulu kamu sendiri yang minta aku buat manggil kamu "mas" yakan?" Ujar Winter kembali, Karina tersenyum mengangguk.
"Adududu.. istriku minta di perawanin lagi kayanya ini" goda Karina lagi dengan alis yang dia naik turunkan, seperti om om hidung belang saja rupanya.
Winter melotot gemas kearah Karina "gemblung! Aku hamil lagi nih. Tak gelinding juga kamu di mesin cuci" ancam Winter dengan tatapan sengitnya, tapi tetap saja dimata Karina tetap lucu dan menggemaskan. namun, jangan tertipu dengan tampang polos milik Winter, dibalik itu dia sudah sangat khatam dengan sebutan "CHRISTMAS EVE"
"buahahahahahaha" tawa Karina keras, dia tertawa atas tampang mematikan yang sedang Winter tunjukkan, "christmas eve, inget hal itu ngga?" Tanya Karina memelan.
"..ya" Winter menjawab sekenanya, "kenapa?" Tanyanya lagi.
Karina menggeleng pelan, dia lagi lagi tersenyum manis sembari mengelus perut istrinya lembut. "Aku sempat marah waktu itu, bukan marah sih tapi lebih tepatnya diemin kamu seharian" Winter kembali mengerutkan dahinya kecil, mencoba mengingat kejadian yang telah lama terulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soerabaja, kota romantis kita
RomanceKarina orang Bali, anak Agung. Winter orang Yogyakarta, anak keraton. Semuanya berawal dari surabaya dan berakhir pada pelaminan sampai maut, semenjak april 2011 hingga ajal memisahkan.