If i don't have anything so would you be stick around?
Tell me honestly, would you?"S O E R A B A J A AND ITS FLAWS"
"Sebelum kamu benar benar mau bersedia menikahi aku, ada satu hal yang mau aku tanyakan sama kamu" tanya Winter disela sela kesibukannya memilih baju untuk akad nikah mereka yang akan disenggelarakan dekat dekat ini
Karina yang sedari tadi memperhatikan gaya rambut sang kekasih yang berbeda langsung terkesiap ketika mendengar penuturan dari Winter barusan, namun baginya itu bukan hal yang menakutkan juga. Hanya saja, dia takut jika jawabannya tak akan cukup baik untuk menenangkan hati Winter nantinya.
".. iya? Pertanyaan apa itu?" Tanya Karina lagi
Winterpun menghembuskan nafasnya pelan, lalu dengan mantab memberikan netranya masuk kedalam manik sang kekasih dengan setulus cinta. "ini semua tentang papih." ucapnya pelan namun terasa dalam. Karinapun menghela nafasnya panjang namun detik kemudian ia tersenyum menenangkan.
kakinya terbawa cinta menuju sang kekasih menangkap netranya masuk. Senyumannya membuat ketegaran yang belum Winter temui dimanapun selama hidupnya terlihat didalam lubuk sang kekasih. Senyum yang pancarannya begitu menancap kuat bagaikan puing berpuing cinta didalam ketegasan hati yang tentu saja membuat gelora asmara mereka semakin hari semakin terasa. tak berbekal banyak cinta didalam hidupnya, namun Karina hadir seakan memberikan kemegahan serta ketulusan cinta bening untuk hatinya.
"kenapa sayang?" Tanyanya lembut, tangannya terulur menangkap genggaman sang kekasih dengan penuh kasih sayang.
Winterpun tersenyum kecil, "maaf untuk semua yang telah papih lakukan ke kamu. Aku ngga pernah nyangka kamu bakal senekat ini, padahal sudah jelas dia menentang kuat hubungan kita"
"Justru aku yang berterima kasih ke kamu, kalau bukan kamu aku ngga akan punya keberanian lebih dari sebelumnya" ujar Karina lagi dengan nada yang kian melembut.
Winter lagi lagi tersenyum, namun kali ini senyumannya berbeda. Bisa dikatakan senyum terpesona akan keberanian yang Karina miliki, bukan karena fisik ataupun finansial. Tapi hati yang begitu baik dengan ketulusan yang belum pernah Winter rasakan setelah kepergian maminya dulu.
Hati Karina terlalu baik hati, entah masa lalu apa yang membuat dia seperti ini, yang dia tau adalah orang tua kekasihnya ini tak gagal mendidik anak semata wayangnya dengan baik. Berhasil membesarkan seorang gadis istimewa ini dengan luar biasa, tumbuh dengan kebaikan hati serta ketulusan yang belum pernah sekalipun Winter temui.
Apalagi, Karina adalah kekasih wanita pertamanya dan mungkin menjadi yang terakhir didalam hidupnya. Berarti, Winter sudah menetapkan hatinya tepat pada sang gadis Bali yang baik hati ini.
"Sayang, jangan cemas ya? Jangan minta maaf atas nama papih kamu, aku ngga pernah marah sekalipun sama beliau sebab aku tau beliau hanya ingin yang terbaik untuk anak anaknya. Jadi, udah ya sayang aku janji segalanya akan baik baik saja" ujar Karina akhirnya, matanya membuat gelombang cinta yang tak sampai hati Winter ingin menjerit sebab jatuh cintanya sudah kian jatuh.
"Sudah, jangan pernah ragu untuk maju kedepan. Kan ada aku disini sama kamu, mau apapun dan siapapun yang mau menghalangi kita aku pastikan bahwa kamu tetap aman digenggaman aku" hati Winter melorot. Jatuh diatas ranjang cinta yang begitu memabukkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soerabaja, kota romantis kita
RomanceKarina orang Bali, anak Agung. Winter orang Yogyakarta, anak keraton. Semuanya berawal dari surabaya dan berakhir pada pelaminan sampai maut, semenjak april 2011 hingga ajal memisahkan.