bidadari -2013

819 139 9
                                    

sahar sudah jatuh cinta, mas..





"Y O G Y K A R T A"

"TOK TOK!!" suara ketukan pintu sudah terdengar nyaring, Winter yang masih nyaman berdua dengan Karina langsung terlonjak kaget.

Tak tahu siapa yang datang, "waduh, apa itu papih?" tanya Winter yang disambut tatapan terkejut juga dari Karina. "ya ampun, aku sembunyi dimana ini??"

"kolong kasur cepet sayang cepet!!!!" Bisik Winter dengan panik, segera dia membereskan seluruh bantal dan guling yang sudah terlempar kemana mana, juga beberapa minuman dan makanan yang sudah berserakan diatas meja depan tv nya.

Karina yang ramping dan lenturpun dengan lincah dapat menyembunyikan eksistensinya dibawah kolong kasur kekasih mungilnya itu. Dengan jantung yang berdebaran, dia berdoa sekuat mungkin supaya keberadaannya tidak dapat di deteksi.

"TOK TOK! SAHAR BUKA PINTUNYA"

suara sang pengetok semakin meninggi, tidak sabar. "IYA.. sebentar"

Sebelum Winter benar benar melangkah maju mendekati pintu,  ia menolehkan sedikit kepalanya menuju tempat dimana Karina sembunyi. "love you.." bisiknya dengan mimik bibir yang sangat terlihat jelas. Karinapun tersenyum kecil, berfikir bagaimana Winter masih sempat sempatnya menggoda dia.

kriett....

"iya-- EH!" pintu telah terbuka, betapa terkejutnya dia melihat sosok mas nya yang sudah berdiri tegak didepan pintu kamarnya sembari membawakan sebuah kue spikoe berisi 2 potong dan dilengkapi 2 gelas susu hangat disebelahnya.

"MAS?!" kejutnya keras.

"snack pagi, hehehehe" cengiran khas dari Johnny adalah salah satu hal yang paling Winter sukai, dengan sipitnya mata sang kakak yang menurun langsung dari Maminya dulu.

dengan tangan yang menempel pada ganggang pintu, Winter membalas senyuman itu dan mempersilahkan masnya untuk masuk. Dia tidak tahu sejak kapan masnya ini datang ke Jogja, setahunya dia sedang dinas di Jayapura. "mas kok pulang ga bilang bilang sih?"

Johnny lagi lagi tersenyum manis, tangannya dengan telaten memberikan satu persatu spikoe dan susu hangat itu keatas nakas. Tak lupa dengan seragam kekeratonan yang sudah rapi melekat  pada tubuh kekarnya. "duduk gih dek, mas kangen mau ngobrol sama kamu"

Keduanya duduk berhadapan pada kursi dan meja disamping kanan kasur, johnny menatap lekat adik bungsunya itu penuh sayang. Terlihat kilat mata adiknya yang sudah lama sekali tak ia lihat semenjak kepergian sang mamih, 2 tahun lalu. Ada rasa bersalah didalam relung sanubarinya, tapi bagi Johnny sekarang adalah kebahagiaan Sahar dan Delima lah tujuannya yang harus dia raih. "Sahar selama di Surabaya, gimana?" Tanya Johnny kepada adiknya, spikoe manis itu sudah ikut berada didalam genggamannya. 

posisi yang sangat fepat untuk berbicara empat mata, disatu sisi jantung Winter yang berdebar tak karuan melihat posisi Karina yang berada tepat dibelakang kursi masnya tersebut. "sahar?" panggil masnya lagi yang membuat Winter tersentak kaget.

"eh! iya mas.." sadarnya seperkian detik, diseruputnya susu hangat itu perlahan guna untuk meredakan debarannya.

"baik banget, enak disana meski kadang panasnya edan pol"

Johnny yang mendengar penuturan adiknya tersebut tersenyum lagi.

"walah logatmu wes ikut medhoknya surabaya ya?? padahal baru sebentar toh kamu"

Soerabaja, kota romantis kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang