tuntutlah sesuatu biar kita jalan kedepan- Maret 2012

1.4K 254 37
                                    

She got her own things
But i want her to need me, want me and see me




"S O E R A B A J A"

"Aku kan sudah bilang, kalau ada apa apa itu bilang saja. Jangan diam diam begini, kamu ngga tau sekhawatir apa aku sama kamu sayang? Saya hampir kehilangan kamu winter."

tangan itu melipat sedikit lengan tangannya sembari menatap netra sang kekasih dari ujung ruangan.

Bukan pertengkaran yang mereka inginkan, hanya saja emosi Karina memang sudah sedikit mendidih sejak awal. Tapi dia bukan tipe yang pandai mengumbar emosinya, apalagi di depan kekasihnya yang sedikit saja dia membentaknya sudah dipastikan suara sesenggukan itu tak akan berhenti hanya dalam 30 menit. Seharian penuh pun Winter sanggup.

"Maaf.." hanya itu yang dapat Winter keluarkan.

Jari tangannya saling bermain satu sama lain, wajahnya yang kian pucat tak lupa peluh yang bejejer rapi mengguyuri dahinya. Namun matanya tak lepas dari sosok karina yang menyandarkan badannya dengan dahi yang penuh darah.

Kepalanya terbentur tembok dikala menarik tangan Winter dari aksinya yang tak pernah dia kira sebelumnya.

2012 tahun yang seharusnya membahagiakan, namun kian suram tak tentu arah. Tak peduli sebasah apa baju putih mereka.

"Aku ini apa winter bagi kamu?!" Tanya Karina dingin, jika saja bisa di gambarkan dinginnya seorang karina melebihi dinginnya seseorang berdarah dingin. "Aku tak terlihat ya? Hahaaha.."

Winter menggeleng cepat, "ngga sayang. Aku minta maaf buat semuanya, aku gegabah tanpa kamu. Aku minta maaf malah ngebuat kamu luka kayak gitu..."

Dua duanya masih diam dalam hening, Winter yang masih berderai air mata dengan tangannya yang kian lama kian mengerat mengcengkram ujung bajunya. Tak lupa darah yang menetes dari ujung pelipisnya yang masih terlihat segar itu.

"Aku ngga ada artinya bagi kamu ya winter.. aku kira dengan hadirnya aku dihidup kamu malah bisa ngebuat kamu jauh lebih terbuka dan merasa aman. Ternyata aku salah, justru ngebuat kamu mau bunuh diri lagi ternyata.. hahahahah.." tawa Karina tanpa perasaan, diamnya menyakitkan tawanya membuat hati terkelupas.

"Karin.. aku--"

Karina menggeleng, "ngga aku yang salah disini. Aku yang ga becus buat kamu, aku yang ga becus ngerawat dan menyebuhkan kamu. Aku yang dongo aku yang goblok ternyata selama ini.." ucapnya dengan senyuman kecil di ujung katanya, yang jelas membuat Winter makin merasa terpukul.

"Aku kira aku berhasil, nyatanya tidak. Ah, bodoh kamu Karina."

"NGGA KARINA! KAMU GA SALAH!" Winter mengeraskan suaranya tak peduli dengan kondisinya yang sama buruknya dengan Karina.

Dengan langkah pelan namun pasti, dia berjalan perlahan mendekati sang kekasih yang berdiri rapuh disudut ruangan mereka, tanpa ada sesuatu yang hangat seperti sebelumnya. Winter tau Karina sekecewa itu terhadap dirinya.

Niat hatinya ingin sembuh, malah rasa ingin bunuh dirinya muncul kembali.

Tangan kecilnya berusaha menggapai tangan milik Karina, membawanya serta menggenggamnya dalam didalam tangan mungilnya, "karin, tatap mata aku coba" ujar Winter melembut.

Karina menatap balik netra sang kekasih dengan air mata yang mengalir dari sana dengan derasnya, laksana hujan mengguyuri lahan tandus tak lagi senang. Justru kaktus yang menyiksa sekitarnya dengan durinya. Begitulah bayangannya.

Soerabaja, kota romantis kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang