hello the heart of naked -2021

1.5K 219 32
                                    

Feels affraid but there's something you have to know
we will find the way for u and I







"S O E R A B A J A"

"buah apel enak loh buat sarapan" Karina dengan langkah riangnya membawa tumpukan buah itu diatas tangannya yang kuat. "aku dapat kiriman dari Pak Slamet, katanya anaknya habis lahiran. jadinya kantor dikasih parcel satu satu deh" ucap Karina semangat.

Winterpun tersenyum kecil melihat tingkah istrinya yang unik itu. Perutnya kian hari yang kian membesar kini sudah membuatnya dapat perlakuan istimewa dari Karina. Semampu Karina menuntun, menyinari dan mengakrabkan diri Winter kepada Bahagia. "tapi baby salju maunya buah kesemek" ucap Winter yang diikuti ekspresi lucunya.

"walah.. harus ke hokky lagi dong ini" ucap Karina sedikit merengek, tapi tetap saja badannya sudah bergerak untuk mengambil jaket dan juga kunci mobilnya. "kesemek aja atau mau yang lain?" tawar Karina lagi kepada istrinya itu, dan Winter tampak berpikir sejenak memikirikan pilihan apa yang pas untuk dirinya, sebut saja dia dan si kecil. 

"samyang?" Karina yang mendengarnya langsung memelototkan matanya besar, seakan berkata tidak.

Karina segera mendekatkan langkah kakinya menuju sang istri dan memberikan elusan lembut di kepalanya. "Baby salju kalau dikasih samyang nanti jadinya angry bird dong? Merah menyala," Ucapnya dengan nada guyonan.

"AHAHAHAHAHAHA enak aja kamu" Oceh winter dengan tersenyum, dia segera mencubit pipi istrinya gemas. "Aku lagi pengen mam yang pedes pedes nih" ucapnya jujur. beberapa Waktu terakhir memang ia sangat mengidam idamkan sesuatu hal yang merah menyala.

Tangan kecilnya menggapai tangan jenjang milik Karina, dibawanya masuk kedalam genggamannya sementara dia menyandarkan kepalanya nyaman dan aman diatas Pundak sang baik hati miliknya itu. lembayung menyinari dunianya khalayak berkah yang tiada tandingnya. Tak memungkiri hatinya sudah salah menilai hal yang seharusnya tak dia lihat dengan sebelah mata. Dia tahu Karina bisa saja Bahagia tanpa dirinya. Tapi Karina memilih untuk menetap meski sudah banyak kecewa yang di hadang.

6 bulan usia kandungannya, penuh sayang Karina menjaganya. Dengan telaten Karina merawatnya, ketika dia sedang mengidam ataupun sedang rewel. Dia tahu dia sudah menyusahkan Karina sangat, tapi sabarnya Karina sudah tak terhingga untuk dirinya sejak dulu. Kadang kala rasa bersalahnya sering timbul, tapi Karina selalu meyakinkannya. "ikut ke hokky kamu? yakin yang?" tanya Karina lagi yang diangguki mantab oleh Winter.

"yaudah kamu ganti baju dulu, sini aku bantu" tawarnya sembari menuntun Winter untuk berdiri.

"masa make daster doang, seksi sekali.."

dia sebenarnya tidak ingin memiliki perasaan ini, sering kali pertengkaran mereka menimbulkan tangis. tapi benar apa kata the weekend, she will die for her. apapun yang terjadi Karina selalu berusaha membersihkan rasa marahnya dihati, hanya untuk membuat keadaan keduanya membuka.

Dia benci karena mencintai Karina dengan sangat, tapi sekali lagi diingatkan there's no one can love her the way karina's do. Tidak ada alasan untuk mereka berpisah. Mau sejauh apapun jarak keduanya terbentang, mau seputus nyambung apa cinta mereka tetap saja membuat kedua insan Tuhan ini bersatu kembali. "awas hati hati, takutnya baby salju nanti salto di dalam perut kamu" oceh Karina posesif. 

Karina itu posesif sekali selama 6 bulan ini, Winter ingin nyapu rumah langsung kena omel. masak buat sarapan juga kena omel, tapi giliran ibunya menyarankan untuk pakai asisten rumah tanggapun juga dianya langsung menolak mentah mentah, ngga mau.

"hati hati sayang.. Baby salju nanti kaya nutri jell, uyel uyel kalau kamu banyak gerak." walah.. cerewetnya Karina sudah seperti ibu mertua saja.

setelah acara ganti baju selesai, kini keduanya jalan bersama menuju garasi. mobil mercedes putih mentereng apik sudah menunggu keduanya disana. Namun Karina benar benar tak berhenti ngomel sejak tadi. "iya bawel.. aku cuman jalan ke mobil aja loh ini bukan mau akrobat atau kayang." ucap Winter gemas sendiri. lihat saja, tangan jenjang Karina tidak pernah lepas se sentipun dari milik Winter. matanya awas kesana kemari. 

Soerabaja, kota romantis kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang