kamu punya aku, tapi.. 2021

2K 315 8
                                    

"Sahar kamu kapan ke jogja nduk?"
"Papi kangen sama kamu nduk.."
"Sahar, pulang ya?"











"S O E R A B A J A AND ITS ROMANTICAL"

Netra sang istri tak lagi membendung tangis, bahkan kilatan bak petir di siang bolong sudah dapat Karina lihat disana. Netra sang priyayi tak lagi menyambutnya dengan panah asmara, tapi malah sebaliknya. Luput mungkin Karina akan aktifitas istrinya sejak pagi, namun Winter masih setia diam dan berfokus kepada kancing kemeja untuk dia lepas.

Satu persatu sudah Winter lepas, dengan perlahan dia menyibak rambut hitam milik istrinya dan melepas kemeja kotornya. Tak luput tatapan bertanya masih Karina perlihatkan, kali saja Winter peka terhadapnya.

"...huft, mesin cucinya bermasalah lagi" Eluh Winter dengan nada tak semangat.

"Kenapa lagi sayang?"

Winter yang masih setia memegang kemeja bekas istrinya itu memajukan sedikit bibirnya, merajuk dan kesal. "Aku juga ndak tau, tadi mau niat cuci baju eh kok malah ga mau nyala mesinnya."

Karina hanya membeokan mulutnya, "oh.."

Sang istri kembali berjalan menuju laundry bag yang ada di sudut kamar mereka. Merapikan satu persatu baju kotor miliknya dan Karina kedalam tas pakaian kotor itu. Karina hanya memerhatikan dari tempat tidur dengan setelan celana kantornya dan tak lupa tank top putih sebagai dalamannya.

"Yaudah sayang, kita kan bisa panggil tukang laundry biasanya. Binatu kan?"

Winter menggeleng cepat tanda tidak setuju. "Jangan Karin, itu kemahalan. Masa nyuci baju beberapa biji habisnya sampai 250 ribu, gila aja"

Karina ikut menggeleng juga. Dia masih setia memperhatikan istri mungilnya dari tempat tidur mereka. "Ndak papa Winter, kemeja itu 3 hari lagi mau aku pakai. Kantor akan aku adakan rapat dadakan dengan investor dari Hongkong sayang.."

"Tapikan itu mahal sayang?" Jawab Winter lagi.

"Ngga papa, nanti biar aku aja yang telpon delivery service punya binatu ya sayang"

Mau tidak mau Winter harus menurutinya. Lagian, kemeja putih itu mejadi seragam penting untuk hari penting.

Winter mengangguk lemas. Setelah tas laundry itu dia taruh didepan pintu kamar, dia berjalan menuju kasur dan menempatkan dirinya disamping sang istri yang sedang memainkan handphonenya. Dia perhatikan tiap detail garis wajah yang rupawan milik Karina.

Nyaris sempurna, tak ada kata cacat disana. Bahkan Winter sempat heran, bagaimana bisa dia menikah dengan manusia tercantik di muka bumi ini?

"Besok kita ke hartono aja gimana?" Karina tiba tiba sudah berada dihadapannya, sembari menyandarkan seluruh badannya pada headboard.

"Kita beli mesin cuci baru aja" lanjut Karina lagi.

"Eh, beneran?" Karina mengangguk setuju

"Iyadong, masa aku menipu"

Winter hanya tertawa kecil sebagai jawabannya. Oh iya, mungkin Karina sudah tak lagi ingin tahu apa yang terjadi dengan kilatan netra milik Winter tadi. Malah sekarang Karina menjajarkan kepalanya dengan paha Winter dibawahnya. Dia menempatkan kepalanya nyaman disana, matanya terpejam sembari menghirup aroma wangi milik istrinya.

Tangan Winter manarik dari belakang badannya dan berakhir diatas kepala sang istri. Tangan itu perlahan mengelus lembut bagai gumpalan kapas dari surga. Muak dengan yang berlebihan, tapi untuk Winter dia tak akan pernah muak.

Soerabaja, kota romantis kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang