lalu jika begini, yet i still in love with you and every corner of this city sayang..
"S O E R A B A J A"
Kaki melangkah menuju mimpi yang pasti, tidak ada pengulangan yang sama didalam sendunya peristiwa. Dengan berjuta kisah yang sangat amat luar biasa, Karina memilih Sahar dan akan terus memilih perempuannya itu untuk menemani sisa didalam hidupnya. Dengan segenap hatinya ia selalu menakjubkan sebuah doa yang begitu luar biasa, memantapkan diri untuk terus berjalan tanpa mengenal lelah bersama perempuannya, Sahardayu.
Tak perlu sebuah objek lain untuk menggambarkan bagaimana dua insan ini untuk selalu bersyukur tanpa lelah, hingga ke kuncup sang surya.
Mengadahkan tangan meminta petunjuk, memohon keselamatan untuk anak dan istrinya hari ini.
"Rin!" suara Jijel menggema disela sela lorong kamar VIP didalam rumah sakit Mayapada, bersamaan dengan tangannya menggandeng tangan Ningning di kanannya.
Karina yang sedang berdiri didepan pintupun menolehkan netranya sembari mematikan handphonenya, dengan senyum yang mengembang ia melambaikan tangannya kearah dua pasangan istri istri itu. "oit! Sini o jel!
Jijel dan Ningningpun segera menghempiri Karina, "Loh belum pada dateng?" Tanya Jijel kepada Karina.
"kamu yang dateng kecepetan cok, masih jam berapa ini?" Tanya Karina tawa kecilnya yang membuat kedua pasangan baru 2 tahun menikah itu gelalapan tersipu. " jam satu siang sih hehehe, dek ninging nih ngga sabaran banget."
"dih kan soalnya wiranto cintaku! Jad no problem dong yang, ya kan big boss?"
Karina hanya menggelengkan kepalanya tak heran, memang kedua pasangan ini sangat unik tidak tertolong.
"yaudah gih masuk dek, Winter jangan ditawarin apa apa dulu ya lagi puasa soalnya" ujar Karina kepada Ningning yang terlihat banyak membawa tas belanjaan ditangannya "oke siap big boss, yawes aku masuk dulu ya yang."pamitnya kepada Jijel dan juga Karina bersamaan.
"jel nak excelso bawah dulu, aku pengen curhat." Jijel melayangkan tatapan heran, namun ia segera menyetujuinya dengan cepat.
Karina dan Jijelpun memilih untuk berjalan menuju lantai bawah, menuju café excelso dekat lobby. Ada hal lain yang ingin mereka bicarakan sembari Ningning sudah menemani Winter dikamarnya.
Mereka berjalan beriringan tanpa mengeluarkan suara, Jijel yang paham akan situasi lainpun berusaha menyamakan langkah pelan dengan Karina. Diperhatikan sahabat hidupnya kini tengah terlihat kelelahan, matanya memerah juga badan yang tidak terlihat bugar.
"kenapa kamu rin?" Lift ia tekan, dan menenakan lantai nomor 1.
"hah? Oh aku semaleman ngga tidur"
Jijel segera mengalihkan padangannya kepada Karina yang sudah tertutup topi baseball kesukaannya. Wajahnya terlihat lesu, "heh?! Kamu ngapain aja ngga tidur semaleman? Gila awakmu rin."
Karina hanya mengedikkan bahunya tanpa merasa bersalah. Jijel yang melihat hanya menggelengkan kepalanya tidak paham.
Ting!
Pintu liftpun terbuka, menujukkan jika lantai yang dituju telah tiba. Dengan langkah gontai Karina meninggalkan Jijel duluan didalam lift dan berjalan menuju excelso sembari menarik buku menu yang sudah disediakan diatas meja. "jel, duduk sini aja."
Tangan perempuan bali itu melambai kearah Jijel yang masih sibuk melihat keanehan dari Karina. "cah mendem cok."
Jijel segera melangkahkan kakinya menuju tempat Karina sudah menempatkan pantatnya pas. Dekat jendela, dengan kemeja hitamnya yang kemarin juga celana kain putih tak lupa tas coach yang digenggamannya di tangan juga topi biru dongker berharga mahal tadi kini ikut meliputi kesehariannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soerabaja, kota romantis kita
RomanceKarina orang Bali, anak Agung. Winter orang Yogyakarta, anak keraton. Semuanya berawal dari surabaya dan berakhir pada pelaminan sampai maut, semenjak april 2011 hingga ajal memisahkan.