aku kan disini bersamamu, tla'h ikat janji -2013

965 155 7
                                    

hidupku kan damaikan hatimu






"S O E R A B A J A DAN RESTU SANG J O G J A K A R T A"

"Papih, ini Karina pacar Sahar." 

Tangan tua itu tampak diam bergeming ketika Karina menjulurkan tangan putihnya untuk bersalaman. Tatapan kosong dari Delima maupun para pengurus pendopo tak membohongi rasa keterkejutan mereka. Kaki Winter mendekat kearah ayahnya, "Karina orang yang baik." ucapnya mantab.

Semua penghuni pendopo bergetar hebat dengan kedatangan sang gadis terhormat yang selalu dinantikan seluruh perpendopoan semenjak keputusannya untuk pindah ke Surabaya. Seperti embun yang tiada henti menetes semenjak matahari mulai meniggikan keberadaannya, sejuk namun hanya sesaat.

"selamat siang, Tuan Tatang tenggoro.." ucapnya sopan. Merendahkan duduknya serta pandangannya, suaranya kuat melembut. Sopan santun sudah lulus uji, namun Gusti Tatang hanya tak sampai melirik wajah ayu nan lembut itu.

"keluar dari rumah saya." suaranya mendingin, bahkan netra tuanya tak sudi melihat kearah Karina sedikitpun.

Winter maupun seluruh penghuni pendopo begitu terkejut, tak terbayang kata kata pengusiran lah yang akan terucapkan. Suasana kian mencengkam, berdiri disamping Winter, Delima dengan tangan gemetar berusaha untuk meraih telapak tangan adikknya itu yang sudah mengepal erat. Namun lain halnya dengan Karina, senyum sopan dan unggah ungguh yang baik masih dia tunjukkan.

tak lelah tangannya menjulur untuk bersalaman sembari lututnya bersimpuh bak menghormati sang tahta tertinggi, orang tua adalah guru didalam kehidupan. mau sebajingan atau sebaik apapun, mereka tetap guru yang tak tergantikan. itulah prinsipnya.

"ngapunten inkang sing katah, gusti Tatang." ucapnya lembut. "kehadiran saya kesini hanya untuk bersilahturahmi saja, tidak ada maksud yang lain."

"tapi jikalau Gusti tidak berkenan, ada baiknya saya mohon untuk pamit undur diri. saya minta maaf jika kehadiran saya mengganggu panjenengan." sutra yang dirawat hingga di rajinkan menjadi kain mahal, kelembutannya tiada tara namun tertampis oleh suara manis dan ayu dari si gadis Bali yang sopan ini.

sopan santunnya patut di acungi jempol. "papih, kenapa di usir sih??"

Winter kini sudah tak tahan, usaha kakaknya yang menggenggam tangannya tadipun sia sia saja rasanya. "Karina datangnya baik baik gini kenapa malah di usir sih??!!"

"sudah sahar--" Karina berusaha menahan Winter yang sudah emosi. 

"diem karina."

"...." 

Winter mendekat kearah Karina dan ia mendudukkan dirinya tepat di hadapan kaki sang Papih, seakan bersimpuh. Karina yang melihat hanya membisu, begitupun dengan Tatang. Netranya hanya menyipit dan dahinya berkerut, namun tak sampai rasa herannya terjawab tangan anak gadisnya itu menumpuh jatuh dihadapan kakinya. 

"papih, Sahar mohon, Karina adalah hidup Sahar" ucap Winter sungguh sungguh.

Tatang dan seluruh perpendopoan terkejut dengan apa yang sang gusti ayu kekeratonan lakukan, tak sepantasnya memohon hingga bersimpuh dihadapan banyak orang. apalagi seluruh pengabdi perpendopoan masih berdiri, tak seharusnya posisi mereka lebih tinggi dari posisi para kekerarotan. Apalagi dengan Raden Roro.

Soerabaja, kota romantis kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang