separuh aku; yaitu kamu. -Desember 2012

1.3K 233 26
                                    

Setiap masalah selalu ada jalan keluarnya
Benar kan shintaku?









"S O E R A B A J A"

Siap menjadi penyempurna harus bisa tau bahwasannya apa yang berbeda dari diri kita akan menjadi sempurna bila disatukan dengan ketidak sempurnaan milik pasangan kita. Tak akan bermain hati meski keadaan sedang tak berbunga, selalu berusaha mencari jalan keluar bukan memutuskan jalan dengan sepihak. Tetap bergandengan meski wajah sama sama saling membuang, tapi akan saling bertatapan kembali ketika sinar sudah menyinari berdua.

Bukan mencari jawaban atas kesalahan masing masing, namun saling berusaha memperbaiki dan menuntun bersama agar berjalan dengan khitmad tanpa takut akan dunia yang menusuk.

Jangan dengarkan apa kata orang, kita bertemu bukan tanpa sebab. Banyak yang berada didekat kita tapi mengapa kita yang saling dipertemukan bahkan sisi dunia kita yang terbentang jauh satu sama lainnya? Ya sebab kita jodoh. Bermilyar milyar orang mendekat, jika kamu satu untukku entah mau sejauh apa jarak memisahkan pasti akan bersatu dengan natural. Tuhan tau, kita berdua itu satu. Sehidup dan semati.

Karena separuh aku.. dirimu.

"Aw.." ringis Karina sedikit ketika obat salep memar dioleskan merata oleh Winter dengan lembut diatas luka memarnya.

Winter dengan telaten mengobati semua luka memar yang Karina dapatkan, hatinya ikut meringis melihat begitu banyak luka ditubuh Karina. Mau menangis, dia tau sesakit apa itu. "Maaf.. aku terlalu keras ya?"

"Ngga kok, ngga papa. Aman saja" ucap Karina lagi. Tapi sama saja, Winter tau rasanya sesakit apa itu.

Kondisi keduanya masih sama tak saling banyak bicara satu sama lainnya, apalagi Winter yang masih merasa bersalah dengan Karina yang masih memperlakukannya baik. Padahal dia tau, dia sudah melukai hati si gadis Bali itu begitu dalam. Namun yang dia dapat malah perlakuan yang begitu lembut seperti sedia kala.

Tapi kita tak tahu, apa hati Karina sudah sepenuhnya mereda?

"Rumahnya bersih banget, kamu rajin banget pasti nyapu dan ngepel lantainya tiap hari ya? Keren banget.." ucap Karina jujur memuji hasil beberes Winter selama dia tak ada dirumah. "Kamu ngga capek? Atau mau gantian aku pijetin kamu selama seminggu? Reward buat kamu gitu, hehehe"

Winter menggeleng kecil sembari tersenyum, dia memasukkan kembali salep memar itu didalam kotak obat dan mengembalikan tas ditempat seharusnya.

"Uhm.." winter kembali duduk disebelah Karina yang sedang menyandarkan badannya disandaran sofa. "... ya?"

Winter lagi lagi diam sejenak, mengambil semua nafas yang dia bisa dan berusaha menetralkan detak jantungnya yang kian memompa tak karuan. Dia belum siap membicarakan ini dan menjelaskan tentang kejadian lalu, yang membuat keduanya merenggang. Dia tau, sudah fatal kesalahannya. "Aku minta maaf atas apa yang telah aku lakukan, malam itu.."

"...maaf sayang" ucapnya pelan, menunduk kebawah.

Karina tersenyum dibalik wajah lelahnya, Winter tak melihat itu. Dia hanya sibuk memainkan kedua tangannya sembari menatap lantai putih itu, "ya.." jawab Karina mantab.

Sigh..

Hatinya sejujurnya masih mencelos tak karuan, tapi bagimanapun dia dan Winter sudah menghabiskan waktu bersama lebih lama daripada kesalahan dalam seminggu yang sudah Winter lakukan kepadanya lalu. Dia tau, memaafkan dalam kasus perselingkuhan itu susah, tak semudah ketika berpelukan kembali setelah berdebat hebat. Tapi dia masih ingat janjinya pada dirinya sendiri, Winter tak sekuat dia dan tak seberuntung dirinya di usianya yang terbilang muda.

Soerabaja, kota romantis kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang