Satu bulan yang lalu.
Malta, Southern Europe.
Asanya menghilang. Pun nyeri begitu mendominasi di dalam relung. Membawa pada nestapa yang memorak-porandakan sebagian hidupnya yang berarti. Mencekik lehernya, menghilangkan satu-satunya oksigen yang membuatnya semangat untuk tetap hidup.
Manik kembar gadis itu masih menyaksikan peti yang mengurung tubuh tanpa nyawa itu perlahan mulai tertimbun oleh tanah. Diiringi suara tangisan orang-orang di sekitar yang kian terdengar.
Tetapi, tidak dengannya. Stagnan. Pita suaranya kian menyempit, membuat labiumnya bungkam. Gadis itu hanya terdiam, terpaku beberapa langkah dari makam dengan cairan bening yang mulai mengering di area wajahnya.
Tangannya mengepal kuat-kuat hingga buku jariku memutih.
Kepalanya mendadak pening. Kilasan kejadian bersama mendiang memenuhi isi kepala. Menginterupsi sisa kewarasannya untuk bertekad memberikan hal yang setimpal.
'Putri Ayah harus belajar yang hebat! Biar bisa meneruskan Ayah menjadi polisi.'
'Ah, baiklah. Apapun itu Ayah akan mendukungmu. Buat Ibu bahagia di sana. Kau satu-satunya yang Ayah punya.'
Tubuh gadis itu kian melemas. Gemuruh langit berhasil menghamburkan orang-orang di sekililing makam. Namun, dia masih setia berdiri. Membiarkan tubuh mungilnya basah diguyur oleh hujan.
Pandangannya masih menatap tumpukan tanah yang baru saja menimbun peti kayu itu ikut basah.
'Aku juga. Aku juga cuma punya Ayah. Tapi, sekarang tidak lagi.'
וווו×
Ketukan sepatu pantofel. Satu tangan yang menjinjing sebuah tas berukuran sedang. Jemarinya bergerak menurunkan kaca mata hitam yang tersemat di batang hidungnya. Lantas mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan yang begitu pekat.Tungkainya melangkah sepelan mungkin, kendati derap langkahnya masih terdengar memenuhi seisi ruangan yang didominasi oleh pria. Membuat gadis itu mendapati sorotan manik kembar dari beberapa pria yang menyandang status sebagai polisi.
Atmosfer ruangan begitu dingin bagi orang awam. Tetapi, tidak bagi gadis itu.
Auristela Libitna. Gadis yang belum lama lulus dari perguruan tinggi. Seorang anak dari perwira polisi yang sudah mengabdi puluhan tahun. Gadis berusia 24 tahun yang kini menyandang status sebagai salah satu anggota detektif swasta.
Kedatangannya kali ini bukan semata-mata kunjungan biasa. Melainkan ada hal lain yang akan gadis itu lakukan.
“Tidak bisa, Nona. Kau ini masih detektif muda. Kau masih kecil. Target kita adalah sekelompok mafia yang cerdik. Beberapa polisi saja gagal dalam misi ini, termasuk Ayahmu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Guess Who?!
Romance[21+] Berbekal keberanian dan sedikit informasi yang didapatkan dari polisi. Auristela Libitna, seorang detektif muda itu menyerahkan dirinya ke komplotan mafia, menyembunyikan identitasnya dan berlakon layaknya gadis 'nakal' untuk mencari pelaku ke...