Sejak hari itu, hari dimana Corrie dan Retha dibawa oleh beberapa anak buah komplotan Jo karena ketahuan hendak melarikan diri, Bitna dan Ellen sama sekali tidak pernah mendengar perihal dua wanita itu lagi. Keduanya hilang bak tenggelam ditelan bumi.
Benar-benar menyesakkan.
Tepat disaat itu juga, Bitna bertekad akan menyelesaikan misinya mencari pelaku kematian sang ayah dengan cepat. Setelah itu, dia harus pergi dari rumah ini.
Malam ini, Bitna dan Ellen disibukkan dengan menyiapkan makan malam untuk komplotan mafia itu. Sejak pagi, para pria itu tetap berada di rumah dan tidak pergi kemanapun.
Bitna menoleh perlahan, menatap Ellen yang tengah merapihkan makanan untuk disajikan. “Ellen?” panggilnya kemudian.
Tanpa menoleh, Ellen hanya berdehem untuk menanggapi. Wanita itu selalu fokus dalam pekerjaan untuk mengurusi komplotan mafia itu. Perihal Ellen, Bitna belum mengetahui kenapa wanita itu ada di rumah ini.
“Ellen, apa kau tahu kalau komplotan Jo sedang dicari polisi?” Bitna melangkahkan kakinya, mendekati keberadaan Ellen dan memposisikan dirinya untuk terduduk di salah satu kursi mini bar.
“Sebenarnya tidak, tapi itu bisa saja terjadi,” balas Ellen sekenannya.
Bitna bergeming sejenak. Namun, kedua maniknya tetap mengikuti pergerakan Ellen yang berpindah ke sana kemari untuk meraih piring atau apapun itu. Bitna berdehem singkat, “Kudengar, komplotan Jo dicari karena menewaskan satu anggota polisi?” tanyanya meski ragu.
Pertanyaannya kali ini, berhasil membuat atensi Ellen teralihkan. Wanita itu menatap Bitna dengan raut wajah bingungnya. “Benarkah? Bagaimana kau tahu?”
Tersentak beberapa sekon, padahal pertanyaan Ellen adalah hal yang wajar. Tetapi, entah mengapa, berhasil membuat Bitna merasakan keterkejutan. Dia menelan susah salivanya, “Entah, sepertinya komplotan Jo santer terdengar di pemberitaan kota,” alibinya kendati terbata.
Bitna mendapati, Ellen hanya mengangguk, kemudian wanita itu melanjutkan lagi pekerjaannya. Dari kelihatannya, Ellen sama sekali tidak tertarik dengan pembicaraan ini. Atau mungkin saja wanita itu masih mencemaskan Retha dan Corrie.
Setelahnya, Ellen keluar lebih dulu membawa beberapa makanan itu untuk disajikan. Meninggalkan Bitna yang masih bergeming di tempatnya. Gadis itu masih memikirkan berbagai cara untuk secepatnya keluar dari rumah ini.
Tubuhnya perlahan beranjak, Bitna sedikit meringis tatkala merasakan kakinya sedikit lecet, lebam dan nyeri. Sangat memuakkan.
Dituntut untuk tampil rapi meski berada di rumah membuat Bitna seringkali mengumpat. Padahal wanita yang ada disini sama sekali tidak digaji seperserpun. Ellen dan yang lain merasa sudah lebih dari cukup kalau mereka dibiarkan hidup dan diberi makan oleh komplotan mafia itu.
Tungkainya melangkah mendekati keberadaan nampan dengan beberapa gelas itu. Namun, saat hendak meraih benda itu, Bitna dikejutkan dengan sebuah tepukan pelan di bahunya. Membuat tangannya meraih tangan lain di bahunya, tubuhnya berbalik dan memberikan rematan kuat tangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guess Who?!
Romance[21+] Berbekal keberanian dan sedikit informasi yang didapatkan dari polisi. Auristela Libitna, seorang detektif muda itu menyerahkan dirinya ke komplotan mafia, menyembunyikan identitasnya dan berlakon layaknya gadis 'nakal' untuk mencari pelaku ke...