2. Seduce

3.9K 176 19
                                    

Sinting

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sinting.

Auristela meruntuki dalam batin kegiatan dua pria yang tanpa wajah bersalah itu melakukan tawar-menawar atas dirinya.

Awalnya, gadis itu pikir hanya lelucon. Tetapi, faktanya benar, dia seperti sebuah barang yang diperjual-belikan sejak di Roley Casino. Dari tangan Belva, lalu ke James dan berakhir ke pria yang dipanggil Jo itu.

Pun dia sendiri tidak mengerti kenapa Jo mau mengeluarkan banyak uang hanya untuknya.

James meninggalkan gadis itu. Dia pergi keluar rumah ini. Auristela belum sempat bertanya. Tetapi, agaknya dia tidak peduli.

“Ayo!” suara datar pria itu terdengar. Berhasil mengacaukan lamunan gadis itu. Jo berjalan lebih dulu, sesekali kepalanya menoleh ke belakang, mengisyaratkan agar Auristela cepat mengikutinya.

Meski ragu, perlahan tungkainya melangkah, mengikuti eksistensi Jo yang memimpin jalan untuk melewati lorong dengan banyak pintu di dalam rumah ini.

Ah, gadis itu bahkan tidak yakin untuk menyebut ini sebagai rumah.

Di pertengahan lorong, Jo tiba-tiba menghentikan langkahnya, dia menoleh, “Tunggu! Siapa namamu?”

Auristela tersentak. Menelan susah saliva sembari mencari cara agar identitasnya tidak diketahui dengan cepat oleh mereka. Akhirnya dia menjawab, “Bitna. Kau bisa memanggilku Bitna.”

Gadis itu tidak mungkin memberitahu mereka nama lengkapnya. Jadi, dia akan menggunakan nama belakangnya.

Yah, Auristela akan dikenal sebagai Bitna di sini.

Bukan anggukan yang gadis itu dapatkan dari Jo. Pria itu menatap lamat-lamat dengan alis yang bertautan samar. Membuat Bitna stagnan, jantungnya berdetak lebih cepat.

“Kau bukan asli Malta?” tanya Jo.

Menghela napas pelan, Bitna mengangguk, “Yah, ibuku-

“Baiklah, itu tidak penting. Ayo!” Jo memotong perkataannya dan kembali melangkah lagi.

Langkah mereka berhenti di sebuah pintu. Kemudian, tangan Jo membuka pintu itu dan masuk lebih dulu. Awalnya, Bitna ragu untuk masuk, tetapi Jo menggerakkan kepalanya seakan meminta gadis itu untuk cepat memasuki ruangan itu.

Bodohnya, Bitna menurut. Di dalam sana dia mendapati Jo sudah lebih dulu terduduk di sisi ranjang.

Yah, Jo membawanya ke sebuah kamar.

Atmosfernya begitu asing. Manik kembar Bitna berpendar ke seluruh penjuru kamar yang cukup luas, tetapi memiliki percahayaan yang minim. Terdapat sebuah sofa besar dan lemari yang didominasi material kaca. Terlihat layaknya kamar biasa.

Sebenarnya, tidak ada yang aneh. Sampai manik kembarnya mendapati beberapa benda yang terpajang di setiap dinding kamar; ada beberapa pistol berbeda jenis di dalam sini.

Guess Who?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang