Suasana pagi hari di pusat kota Malta, kesibukkan berjalan seperti biasanya. Orang-orang mulai berlalu lalang dengan kendaraan roda empat mereka. Ketukan sepatu pantofel berjalan beriringan dari satu tempat ke tempat yang lain.
Ramainya pusat kota membuat satu eksistensi pria di sana tidak dikenali sama sekali. Balutan pakaian hitam dan topi, serta kacamata yang menghiasi wajahnya seakan berhasil menyembunyikan identitas asli pria itu.
James, pria itu duduk di salah satu kursi Kafe yang ada di luar ruangan, ditemani secangkir kopi yang baru saja disajikan. Manik kembarnya seakan menelisik setiap orang yang berlalu lalang dibalik kacamata hitamnya.
Untuk hari ini, mungkin sejak hari sebelumnya, James tengah merindukan sesosok wanita. Wanita yang membuatnya memberanikan diri memasuki pusat kota. Wanita yang sama, wanita yang membuat sebuah lubang di dalam relungnya.
James masih mengingat betul saat pertama kali dirinya bertemu wanita itu di Kafe ini. Hal itu yang membuat James tetap menunggu meski sudah menghabiskan tiga puluh menit di Kafe.
Sampai akhirnya, manik kembar James mendapatkan. Seorang wanita memakai seragam lengkap berjalan dengan anggun melewatinya untuk memasuki Kafe. James sangat tahu, wanita itu pasti selalu menikmati kopi di Kafe ini sebelum bertugas.
James menunggu eksistensi wanita itu beberapa saat. Sekon berikutnya, wanita itu keluar untuk mencari tempat duduk yang biasa dia gunakan di halaman Kafe.
Tidak pernah berubah. Wanita itu, Jane, anggota polisi wanita yang masih seringkali mengusik relungnya selalu menyempatkan diri ke Kafe untuk sekedar minum kopi. Mungkin kali ini keberuntungan James, sebab mendapati Jane hanya seorang diri.
Tubuh James beranjak, manik kembarnya berpendar ke suasana jalanan yang mulai renggang. Tungkainya melangkah perlahan, mendekati meja dimana Jane berada.
Mendapati hal itu, Jane hanya menatap bingung. Wanita itu sama sekali belum mengenali siapa pribadi dengan pakaian tertutup yang mendekati keberadaannya. Hingga deheman James terdengar, sedikit membuatnya mengingat siapa pemilik suara.
“Selamat pagi,” sapa James pertama kali. Berhasil membuat Jane tersentak beberapa sekon.
Tubuh wanita itu sempat menegang, tetapi saat mendapati James yang terlihat santai mendudukkan diri di kursi hadapannya, membuat Jane terkekeh kecut. “Wow! Kejutan sekali melihatmu ada di pusat kota,” ungkapnya.
James tersenyum tipis, dia menyempatkan untuk menurunkan kacamatanya sejenak. Melihat wajah Jane dari dekat membuat sedikit rasa rindunya terbayarkan. “Aku merindukanmu,” ucap James pelan.
Lagi-lagi, membuat Jane tersentak. Kepalanya memberikan respon menggeleng, “Hentikan leluconmu, James! Aku sudah menikah.”
“Siapa peduli,” balas James acuh. Sampai kapanpun seperti itu, dia sama sekali tidak peduli meskipun Jane sudah menikah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guess Who?!
Romance[21+] Berbekal keberanian dan sedikit informasi yang didapatkan dari polisi. Auristela Libitna, seorang detektif muda itu menyerahkan dirinya ke komplotan mafia, menyembunyikan identitasnya dan berlakon layaknya gadis 'nakal' untuk mencari pelaku ke...