9. Fortisdevil

2.5K 137 12
                                    

(still) Warning! Restricted Area!

Rasanya semua terjadi begitu singkat, tanpa perlawanan apapun yang bisa Bitna lakukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasanya semua terjadi begitu singkat, tanpa perlawanan apapun yang bisa Bitna lakukan. Bitna menjelma menjadi gadis penurut. Membiarkan tangan Jo menjelajah setiap inci tubuhnya, membiarkan bibir halus pria itu mencumbu hingga mencipta gelenyar yang begitu memabukkan.

Jo mengangkat tubuh Bitna, membawa tubuh mungil itu untuk dibaringkan di ranjang tanpa melepas pagutan mereka. Melibatkan gadis itu pada pagutan yang mulai bergerak buas. Jo sama sekali tidak memberi jeda barang sedetikpun untuk Bitna menghirup oksigen.

Membuat napas keduanya tersengal. Jo lebih dulu menatap paras Bitna yang berada di bawah kungkungannya. Ibu jarinya menyentuh ranum gadis itu yang mulai memerah, menyapu perlahan tatkala ada sepercik darah di ranum milik Bitna.

Manik kembar gadis itu melirik kesana kemari, mengalihkan pandangannya dari eksistensi Jo yang mulai melepaskan kemeja hitamnya. Hanya sekejap. Karena setelahnya, Jo kembali dengan kegiatannya.

Bibir halus Jo kembali menyapu kulit telinga hingga lehernya. Kembali memberikan hisapan serta gigitan kecil yang barangkali sudah meninggalkan bekas. Membuat Bitna sesekali memejam, merasakan hawa panas semakin mengungkung tubuhnya, menginginkan sesuatu yang lebih dari sekedar cumbuan.

Terlebih lagi, saat bagaimana Jo bermain di puncak dadanya. Bibir halusnya mencumbu, sesekali menghisap, dan satu tangannya memberikan pijatan di sana.

Bitna mati-matian menahan lenguhan disaat cumbuan itu mulai menjelajah kulit perutnya. Tangannya meremat kuat-kuat rambut legam milik Jo.

Seharusnya, Bitna menolak dan mendorong tubuh Jo agar kegiatan mereka tidak semakin jauh. Namun, perkataan Jo sebelumnya seperti hipnotis, berhasil membuatnya menjadi gadis penurut. Membiarkan Jo melakukan apapun dengan tubuhnya.

Hingga sekon berikutnya, Bitna merasakan sesuatu hendak menerobos pusat tubuhnya, mencipta rasa nyeri untuk pertama kali. Tangannya meremat kuat sprei disaat Jo melakukan hentakan pertama.

Jo berhasil menorobos miliknya untuk pertama kali. Tepat disaat itu, cairan bening luruh melalui sudut matanya. Pada akhirnya, Bitna harus menyerahkan harta satu-satunya untuk pria asing; pria yang seharusnya tidak dia izinkan untuk melakukan ini.

Jo memang menepati janjinya. Pria itu memperlakukannya begitu lembut diawal. Tetapi, tidak untuk selanjutnya. Rasanya begitu sesak di waktu yang bersamaan. Jo bergerak di bawah sana tanpa melibatkannya ke dalam pagutan untuk mengalihkan rasa nyeri.

Mencipta ringisan kecil dari belah bibir Bitna. Sesekali tubuhnya membusung samar, merasakan nyeri yang mulai mendatangkan gelenyar baru; kenikmatan untuk pertama kali.

Emmh.. Jo.. Please..!”

Begitu rengekan lirih Bitna terlontar, Jo semakin gencar. Memberikan hentakan yang mulai tidak beraturan, membuatnya menggeram berat, merasakan pusat tubuh Bitna semakin menghimpit miliknya.

Guess Who?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang