21. Her Strawberry Lips

1.5K 123 34
                                    

Sejak kepergian Jo yang entah kemana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak kepergian Jo yang entah kemana. Bitna memilih untuk keluar rumah mencari udara segar. Awalnya, gadis itu hanya terduduk di kursi yang tersedia di teras. Namun, tiga puluh menit berikutnya, tubuh Bitna beranjak, berjalan ke sekitaran halaman rumah yang begitu luas dan di kelilingi pepohonan.

Kalau ada satu pribadi yang dia jadikan tempat untuk mencurahkan segala perasaannya, Bitna akan mengatakan kalau dia bosan. Dia benar-benar bosan dan acapkali merasakan kesedihan tiba-tiba.

Langkahnya berhenti di sebuah danau buatan yang jaraknya barangkali sekitar hampir tujuh puluh meter dari rumah komplotan mafia itu. Dikarenakan tidak ada rumah lain di sekitaran, hal itu membuat jarak antara rumah dan danau terlihat begitu dekat. Apalagi suasana halamannya begitu luas.

Bitna hanya bergeming dengan tubuhnya yang masih berdiri, menatap kosong ke air danau yang sedikit menampilkan bayangan tubuhnya.

Semenjak kepergian sang ayah, Bitna seringkali merasakan segala sesuatu yang terjadi di dalam hidupnya adalah sia-sia. Dia ingin mengakhiri hidupnya. Tetapi, sebelum itu terjadi, dia harus menemukan pelaku penembakkan sang ayah.

Itu salah satu alasan mengapa Bitna sama sekali tidak keberatan disaat dirinya harus mati hanya untuk mencari sang pelaku.

Pelupuk matanya memejam sejenak, bersamaan Bitna menarik napasnya sangat dalam. Menghelanya perlahan disaat suasana pagi yang tidak pernah dia nikmati selama satu bulan ini begitu memberikan sensasi berbeda.

Dalam pejamannya, sekelebat kejadian semalam dan sebelumnya menyapa isi kepala. Membuatnya sontak membuka mata, kembali menatap danau disaat dirinya menyadari ada hal yang tidak beres.

Namun, atensinya teralihkan saat rungunya mendengar samar-samar suara mesin mobil. Bitna menoleh dan mendapati mobil Jo sudah terparkir di depan halaman rumah.

Jo benar-benar menepati perkataannya. Pria itu pulang dengan cepat.

Manik kembar Bitna dapat menangkap dengan jelas, Jo memperhatikan ke arahnya dengan tatapan bingung. Tetapi, hal itu sama sekali tidak mengusiknya. Bitna masih tetap berdiri dan kembali mengalihkan pandangannya ke arah danau.

Sementara, Jo menatap gadis itu dari kejauhan. Bitna berdiri di pinggir danau kecil tanpa melakukan apapun, membuat langkahnya perlahan bergerak mendekati keberadaan Bitna yang entah apa tujuannya berdiri di sana.

Kurang dari satu menit, Bitna menghela napas disaat tubuh Jo sudah berdiri di sampingnya. Manik kembarnya melirik sekilas, lalu kembali mengalihkan pandangan disaat Jo ikut menatap ke arahnya.

“Kau tidak ingin bunuh diri, 'kan?” tanya Jo.

Bitna kembali menatap wajah Jo dari samping. Dia mendecak samar, “Memangnya kenapa?”

Jo mengangkat kedua bahunya. Terdengar helaan napas ringan sampai akhirnya dia memilih untuk mendudukkan dirinya di rerumputan. “Danau ini dangkal, kalau kau bunuh diri di sini, itu sama sekali tidak berguna,” tukasnya.

Guess Who?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang