Pintu kamar Bitna mendapat ketukan beberapa kali. Dia yang baru membaringkan tubuh sejenak mendengkus pelan lebih dulu. Kemudian beranjak untuk melihat siapa pelaku pengetukan pada pukul tengah malam ini.
Tidak mungkin Jo. Pria itu tidak mungkin sudah pulang di jam seperti ini.
Saat gadis itu membukanya, dia mendapati si wajah menyebalkan lagi. Vincent berdiri di sana dengan lengkungan tipis di sebelah sudut bibirnya.
“Hmm? Ada apa lagi?” tanya Bitna pelan. Belum lama pria itu menganggunya, dan sekarang dia mendatangi kamar Bitna lagi.
“Aku kedinginan. Bisakah kau membuatkanku teh hangat?” tanya Vincent dengan suara baritonnya. Dia melanjutkan lagi, “Atau kau ada satu cara lain untuk menghangatkanku? Seperti tidur bersamaku.”
Tidak waras. Bitna mengalihkan padangannya sebentar. Tangannya mendorong dada pria itu untuk menjauh dari pintu, Bitna memilih untuk melangkah menuju dapur. Dia akan membuatkan apa yang Vincent inginkan.
Tidak lama, setelah itu Bitna membawa secangkir teh untuk diberikan pada Vincet. Tungkainya berjalan melewati lorong, tetapi dia tidak menemukan pria itu di depan kamar Jo. Saat mencarinya, Bitna bertemu Jay.
“Jay, kau lihat Vincent?” tanya gadis itu.
“Ada di depan. Ada apa?” Jay melemparinya pertanyaan lagi, tapi kedua manik pria itu menatap eksistensi secangkir teh di tangan Bitna. “Ah, ini pesanan Vincent?” terkanya.
Bitna mengangguk mantap, “Bisakah kau memberikan ini padanya?” Tangannya menyodorkan cangkir itu ke tangan Jay, pun pria itu menerimanya tanpa berpikir. “Terima kasih,” imbuh Bitna.
Tanpa menunggu jawabannya, gadis itu lekas membalikkan tubuh, berlalu memasuki kamar lagi. Bitna lelah dan mengantuk, dia berharap tidak mendapatkan gangguan lagi setelah ini.
•=•=•=•=•=•
Bitna benar-benar tidak tenang berada di rumah ini. Agaknya dia akan menjadi gila sebelum mendapatkan apa yang dicari. Bayangkan saja, si bajingan Vincent datang ke kamar gadis itu dan menarik paksa tubuhnya untuk bangun.
Kepala Bitna benar-benar pusing. Tidurnya terusik. Dia sampai tidak sadar kalau Vincent sudah membawanya ke sebuah ruangan yang sangat temaram.
Tangannya terikat, pun area perutnya ikut diikat dengan sebuah tali yang merekat di kursi.
Bitna dipaksa untuk sadar dari tidur singkatnya dengan rematan kuat tangan Vincent pada dagunya. Netra Vincent menatap tajam ke arahnya. Wajah Pria itu, begitu dekat, membuat Bitna dapat merasakan deru napasnya yang tidak beraturan.
Vincent marah, karena Bitna membuatkan teh panas untuknya.
Awalnya, Bitna memang tidak berniat melakukan hal itu. Tetapi, rasa kesal yang tiba-tiba muncul acapkali mengingat betapa menyebalkannya Vincent yang selalu menggodanya, menciptakan sekelebat pikiran jahat dan memutuskan untuk memberinya pelajaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guess Who?!
Romance[21+] Berbekal keberanian dan sedikit informasi yang didapatkan dari polisi. Auristela Libitna, seorang detektif muda itu menyerahkan dirinya ke komplotan mafia, menyembunyikan identitasnya dan berlakon layaknya gadis 'nakal' untuk mencari pelaku ke...