Semua menjadi kacau. Ruangan utama menjadi berantakan sejak tiga puluh menit yang lalu. Beberapa botol memabukkan berserakan dimana-mana. Sama halnya seperti Jo dan komplotannya yang terduduk di sembarang tempat. Mereka tengah mengendalikan diri akibat banyaknya minuman memabukkan yang ditenggak.
Namun, satu pria di sana benar-benar tidak sadarkan diri. Pria itu memang yang paling antusias menghabiskan setiap tenggakan cairan coklat keemasan. Membuat kepalanya dia letakkan di meja besar dengan tubuh yang masih terduduk.
Bitna ragu untuk mendekati, tetapi Corrie terus memintanya untuk membawa Jo menuju kamar. Dengan langkah perlahan, akhirnya Bitna mendekati keberadaan Jo.
Semenjak kejadian tadi disaat dirinya dijadikan taruhan, Bitna menjadi was-was dengan Jo. Dia yang awalnya tidak merasa takut sedikit pun, mendadak kehilangan nyalinya. Jo termasuk salah satu pria yang patut dihindari. Ah, bahkan mereka semua.
Pandangan Bitna teralihkan disaat mendapati Swan yang baru saja memasuki rumah. “Swan?” panggilnya ragu. Kedua manik Bitna sesekali menatap ke arah Jo yang seperti kehilangan kesadaran. “Bisakah kau membantuku membawa Jo ke kamar?”
“Memang kau tidak bisa membawanya sendiri?” tanya Swan kelewat datar.
Bitna yang mendapati jawaban itu mendadak menghela napasnya. Dia geram sendiri. Padahal dia tidak akan meminta bantuan Swan kalau saja dirinya bisa memapah tubuh besar Jo seorang diri.
Mengalihkan pandangannya ke arah Jo, Bitna tidak lekas menjawab pertanyaan Swan yang menurutnya sudah jelas terjawab. Tetapi, sekon berikutnya, Swan mendekati keberadaannya dan lekas mendirikan tubuh Jo untuk dibawa ke kamar.
Mendapati hal itu, Bitna ikut berada di sisi kiri Jo untuk membantu Swan memapah tubuh besar itu melewati lorong.
“Nanti pagi, buatkan sup pereda pengar untuk Jo. Dan jangan pernah tinggalkan dia sendiri kalau sedang mabuk!” kata Swan disela langkah mereka.
Bitna sempat tertegun, hanya sesaat. Karena setelahnya, dia mengangguk meski ragu. Enggan terlalu memikirkan perkataan Swan sampai langkah mereka berada tepat di depan pintu kamar.
Swan menghentikan langkahnya, tatapannya seakan mengisyaratkan kepada Bitna kalau dia hanya mengantar sampai di depan pintu saja. Tetapi, Bitna justru mengambil langkah lebih dulu, membuat Swan mau tidak mau membantunya sampai membaringkan tubuh Jo di atas ranjang.
“Terima kasih, Swan,” ucap Bitna pelan. Tangannya menarik selimut untuk menutupi tubuh Jo.
Swan hanya mengangguk. Dia memilih untuk keluar dari kamar Jo, meninggalkan Bitna yang hanya berdiri menatap ke arah ranjang tanpa melakukan apapun.
Manik kembar Bitna melirik ke arah jam dinding. Sudah menunjukkan pukul dua dini hari. Sebenarnya, kantuk sudah menyerang sejak beberapa jam yang lalu. Pun tubuhnya terasa begitu penat. Dia melepaskan high heels yang membuat kakinya sedikit membengkak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guess Who?!
Romance[21+] Berbekal keberanian dan sedikit informasi yang didapatkan dari polisi. Auristela Libitna, seorang detektif muda itu menyerahkan dirinya ke komplotan mafia, menyembunyikan identitasnya dan berlakon layaknya gadis 'nakal' untuk mencari pelaku ke...