Gerumuh petir terdengar samar, bersamaan dengan rintik hujan yang mulai membasahi apapun yang ada di sekitar. Sedikit memberikan sensasi dingin menjelang sore hari. Namun, gadis itu masih terduduk di dekat jendela, menatap ke halaman samping saat terakhir kali dirinya melakukan percobaan penembakkan kepada Jeonathan Alta.
Semenjak hari itu, hari dimana seharusnya Bitna bisa melakukan apa yang sudah dilakukan pelaku penembakan sang ayah, nyatanya tidak terjadi sama sekali dan justru meninggalkan nestapa di relung.
Pun keadaan berubah semenjak kejadian dimana pengakuannya terlontar. Komplotan Fortisdevil menjadi lebih hati-hati, mencoba untuk membatasi kegiatan mereka lebih dulu, terlebih lagi setelah menerima informasi dari James.
Cairan bening acapkali mengalir membasahi wajahnya. Pelupuk matanya selalu sembab. Tidak ada lagi senyuman dan sorot tajam yang terpancar dari mata gadis itu. Yang ada hanya raut sendu dan kebisuan yang lebih dominan. Nestapa terasa begitu mengungkung, menjadikannya orang yang paling menyedihkan.
Bitna tidak dapat melakukan apapun selain berdiam diri. Tidak ada siapapun yang ingin dia temui.
Di sisi lain, Jo terduduk bersama Swan di area dapur sembari menunggu Ellen menyiapkan makanan. Meski mendapati kekecewaan yang luar biasa dari gadis bernama lengkap Auristela Libitna itu, Jo masih seringkali menanyakan kegiatan Bitna di saat dirinya pergi meninggalkan rumah bersama Fortisdevil.
Dibanding kecewa, sejujurnya Jo lebih merasa empati terhadap tindakan Bitna. Mencoba memahami karena sebelumnya dia pernah merasakan hal yang sama dengan gadis itu. Jo tahu, tindakannya menimbulkan pro-kontra dari komplotannya. Tetapi, di saat itu juga Jo memberikan pengertian kepada yang lain kalau dia akan membereskan masalahnya.
Lamunan Jo terbuyarkan tatkala sebuah nampan diletakkan di atas meja yang ada di depannya. Membuat manik kembarnya melirik sejenak ke arah Ellen, wanita itu mengangguk, seakan menjawab pertanyaannya yang belum terlontar.
Berlalu tubuh Jo beranjak, kedua tangannya hendak meraih nampan berisi makanan itu. Namun, suara Swan terdengar, “Tidak Ellen saja yang mengantarnya?” Berhasil membuat kegiatan Jo mendadak terhenti.
Bukan tanpa alasan Swan mengusulkan hal itu. Pasalnya, semenjak percekcokan Jo dan Bitna yang terjadi pada malam hari kala itu diketahui beberapa komplotan Fortisdevil yang berada di rumah. Mereka mendengar begitu jelas bagaimana teriakan Bitna yang meminta Jo untuk membunuhnya.
Mendengar perkataan Swan, Jo nampak berpikir lebih dulu. Hanya sesaat, karena setelah itu kedua tangannya kembali menyahuti sebuah nampan dan lekas membawanya menuju kamar tanpa mengatakan apapun lagi.
Di tengah langkahnya sepanjang lorong, Jo memikirkan banyak hal yang barangkali akan dia dapatkan tatkala dirinya bertemu Bitna lagi setelah kejadian malam itu. Barangkali tidak ada lagi yang dia dapatkan selain penolakan. Itu adalah mutlak. Tetapi, Jo masih berkukuh untuk tetap melakukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guess Who?!
Romance[21+] Berbekal keberanian dan sedikit informasi yang didapatkan dari polisi. Auristela Libitna, seorang detektif muda itu menyerahkan dirinya ke komplotan mafia, menyembunyikan identitasnya dan berlakon layaknya gadis 'nakal' untuk mencari pelaku ke...