33. He's The Culprit

1.1K 101 61
                                    

Beberapa buah tersajikan, didampingi dengan segelas susu sebagai santapan di pagi hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa buah tersajikan, didampingi dengan segelas susu sebagai santapan di pagi hari. Menjadi hidangan pembuka sebelum memutuskan untuk menyantap makanan berat.

Kedua tangan Corrie disibukkan untuk memotong buah apel menjadi beberapa bagian, sesuai permintaan Vincent yang dini hari tadi memilih untuk mendatangi rumah yang digunakan sebagai tempat tinggal Corrie selagi wanita itu mendapat hukuman.

Sepasang netranya sesekali melirik ke arah Vincent, Corrie ingin menanyakan beberapa hal. Tetapi, alasan kenapa pria itu tiba-tiba datang pun belum mendapat jawaban. Setahunya, Vincent hanya akan datang disaat pria itu membutuhkannya atau ada hal lain perihal kondisi Retha.

Namun, kali ini Vincent datang tanpa keduanya. Terlebih lagi, wajahnya terlihat berbeda. Pemilik nama Vincent Terrance itu memang tidak memiliki banyak ekspresi wajah. Dalam keseharian, Vincent selalu memasang raut wajah datar dengan tatapan yang terlihat begitu dalam.

Mungkin kalau orang yang tidak mengenalnya, Vincent terlihat seperti orang yang tidak memiliki gairah untuk hidup. Hal itu justru yang membuatnya terlihat berbeda dari yang lain. Tetapi untuk kali ini, raut wajahnya terlihat lebih buruk dari biasanya.

“Vincent, kapan aku boleh kembali ke sana? Aku merindukan Ellen dan juga Bitna,” cicit Corrie setelah bergeming cukup lama. Dia meletakkan potongan buah apel ke atas piring. Tubuhnya yang terduduk di sisi ranjang, menatap penuh harap ke arah Vincent.

Tidak lekas menjawab, Corrie mendapati Vincent mengangkat sebelah alisnya. Netra monolid pria itu masih sibuk menatap surat kabar yang sejak tadi menjadi atensinya.

“Nanti. Keadaan di sana sedang memburuk,” balas Vincent.

Alis Corrie bertautan, “Memangnya ada apa?”

Menurunkan surat kabar, helaan napas kasar terdengar dari hidung mancung Vincent. Dia meletakkan beberapa lembar surat kabar itu di sisi tubuhnya.

Kedatangan Vincent bukan tanpa alasan, meski bukan perihal kebutuhan seksualnya. Pria itu memilih menjauh sejenak dari rumah itu sebab keributan yang dihasilkan Elyse. Kejadian saat itu berhasil memberikan rasa pening di area kepalanya.

Menurut Vincent, apa yang Elyse lakukan justru berhasil menghambat pekerjaan mereka. Vincent menjadi tidak nyaman saat mengetahui wanita itu memiliki perasaan terhadapnya. Terlebih lagi, Elyse mengatakan seolah-olah sudah melakukan apapun untuk Vincent tatkala pria itu sempat mengalami patah hati akibat mantan kekasihnya.

Padahal nyatanya tidak seperti itu, Elyse tidak melakukan apapun selain selalu membuntutinya disaat pergi ke sebuah bar.

“Elyse, wanita itu membuat kekacauan,” tukas Vincent akhirnya.

“Apa yang dia lakukan?”

Vincent menghela napas, jemarinya meraih satu potong apel untuk dimakan. Setelah itu, dia menceritakan secara ringkas bagaimana kekacauan itu terjadi. Membuat Corrie terkejut, hanya beberapa saat. Sebab faktanya, wanita itu sudah cukup paham dengan karakter Elyse.

Guess Who?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang