22. Midnight Jokes

1.4K 104 27
                                    

Meski terlibat ke dalam kegiatan memabukkan, tetapi keduanya tidak sampai memasuki malam panjang penuh peluh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meski terlibat ke dalam kegiatan memabukkan, tetapi keduanya tidak sampai memasuki malam panjang penuh peluh.

Jo dan Bitna lekas mengakhiri cumbuan mereka tatkala mulai merasakan kebas di permukaan bibir masing-masing. Apalagi, Bitna yang merasa canggung dengan tingkah Jo yang tiba-tiba menariknya ke dalam pangkuan. Walaupun seharusnya, awalan malam ini lebih baik daripada sebelumnya.

Waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam. Namun, sepasang netra keduanya masih terjaga. Mungkin orang-orang akan mengira, sepasang pribadi yang merasa canggung saat saling bercumbu akan tidur saling membelakangi. Itu salah.

Karena faktanya, Bitna terlihat nyaman menempatkan kepalanya di sekitar dada Jo, membiarkan pria itu membawanya ke dalam rengkuhan dan sesekali mengusap punggungnya. Jo dan Bitna sempat terlibat percakapan ringan sebelum akhirnya keadaan menghening.

Keduanya tidak tahu kenapa seperti ini, mereka hanya ingin merasakan ketenangan menjelang tidur tanpa saling beradu mulut.

“Jo...” Suara Bitna terdengar lirih. Posisinya tidak berubah sama sekali, manik kembar gadis itu masih menatap ke arah manapun.

Jo tidak menjawab, tetapi Bitna bisa merasakan kalau pria itu menatap ke arahnya sejenak disaat suaranya terdengar.

Cukup lama Bitna terdiam setelah membuka suara. Agaknya, Jo pun tidak terlalu penasaran dengan apa yang akan dikatakan Bitna. Dia masih menatap langit-langit kamar yang temaram.

“Kalau kau di rumah seperti ini, kau benar-benar tidak ada yang dikerjakan? Maksudku, bagaimana kerjaan kalian?” tanya Bitna akhirnya, setelah diiringi deheman singkat. Kepalanya sempat terangkat sebentar untuk melihat wajah Jo.

Helaan napas Jo terdengar lebih dulu, lantas menjawab, “Tidak ada.”

“Lalu?”

“Lalu apanya?”

Merotasikan bola matanya, Bitna mendengkus. Selain menyebalkan, Bitna baru ingat kalau koneksi otak Jo cukup lama setiap kali mencerna perkataannya. “Pekerjaan kalian tetap berjalan? Lalu mendapatkan uang untuk bertahan hidup, bagaimana?”

“Kami mendapatkan sekitar 100 ribu Euro untuk sekali transaksi, bahkan lebih,” balas Jo kelewat santai.

Mendengar hal itu Bitna sontak mengangkat kepalanya dan menatap cepat ke arah Jo—sedikit mengubah posisinya. “Apa? Gila!”

Jo mendecih dengan kekehan tipis. Ini pertama kalinya dia mendapati reaksi Bitna yang terkejut. Raut wajah gadis itu terlihat serius dengan netra bulatnya yang membola dan mulut yang menganga. Langsung saja tangan besar Jo mendorong wajah Bitna yang ukurannya sangat pas dengan telapak tangannya.

“Haish, bodoh!” cerca Bitna sembari menyingkirkan tangan Jo dari wajahnya. Sementara, sang pelaku hanya terkekeh tanpa dosa.

“Itu belum seberapa,” timpal Jo.

Guess Who?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang