Sejak saat itu, saat pertama kali Jo merampas miliknya. Kini pergerakan jari-jemari Jo di area tubuhnya selalu memberikan sensasi memabukkan. Bitna menginginkan hal lebih dari sekedar pertukaran saliva.
Tubuhnya meremang. Darahnya berdesir. Jantungnya berdegup lebih cepat saat bagaimana bibir halus Jo beralih mencumbu kulit telinganya; mengecup lembut bahkan memberikan isapan kecil. Membuat kedua tangannya spontan mendekap erat kepala bulat Jo, meremat pelan surai legam itu.
Jo berhenti sejenak disaat cumbuannya berjalan di leher jenjang Bitna. Manik kembarnya menyayup menatap wajah gadis itu yang terlihat memerah. Perlahan pandangannya menurun, bersamaan dengan kedua tangannya yang bergerak membuka satu-persatu kancing kemeja Bitna.
Sempat membuat kedua tangan Bitna merambat untuk menghentikan pergerakan kedua tangan Jo. Tetapi, tidak juga membuatnya berhenti, Jo menyingkirkan genggaman tangan Bitna dari tangannya. Pun menyempatkan untuk mengecup sekilas area telapak tangan gadis itu yang dibalut perban.
Bitna merasakan wajahnya memanas, dia memilih untuk menatap ke arah lain tatkala manik kembar Jo menjatuhkan pandangan ke arahnya, tepat disaat pria itu berhasil menanggalkan kemeja yang menutupi bagian atas tubuhnya.
Sekon berikutnya, Jo kembali mempertemukan bibir keduanya, melibatkan kembali gadis itu ke dalam pertukaran saliva yang memabukkan. Kedua tangannya merambat ke area pinggul Bitna, menarik ke dalam rengkuhannya untuk mengikis jarak.
Seharusnya, respon untuk menolak terjadi sejak Jo memintanya untuk menghilangkan darah di bibir pria itu. Tetapi, hal yang paling konyol adalah Bitna justru menuruti disaat dia mulai mengecup bibir milik Jo. Membuat keadaan menjadi seperti saat ini, begitu terlambat tatkala Jo mulai mendorong tubuhnya perlahan ke ranjang.
Bitna menyadari, bagian tubuh atasnya sudah benar-benar polos. Jo melakukannya tanpa banyak diketahui saat pertukaran saliva terjadi. Kini gadis itu hanya bisa memejam, merasakan sengatan hebat saat bagaimana bibir halus Jo mulai memeta puncak dadanya.
Napasnya mulai tersengal, Jo selalu berhasil membuatnya sesak napas. Tangan Bitna merambat untuk menjangkau sprei guna melampiaskan gelenyar aneh di seluruh tubuhnya disaat bibir halus Jo mencumbu kulit perutnya.
Rasanya benar-benar gila. Padahal, Jo belum melakukan kegiatan inti. Tetapi, Bitna berhasil merasakan seperti ledakan akan segera tiba. Namun, sebelum itu terjadi, Bitna merasakan Jo berhenti.
Tatkala membuka matanya, Bitna mendapati pria itu benar-benar berhenti. Jo tengah menatapnya yang berada di bawah kungkungan. Tidak ada apapun yang dia lakukan. Membuat Bitna menatap bingung wajah menyebalkan Jo.
“Ke- kenapa berhenti?”
Perkataan Bitna yang terlontar begitu saja dari ranum gadis itu berhasil mencipta sedikit lengkungan kurva di sudut bibir milik Jo. Memang tidak seperti yang dipikirkan, karena nyatanya reaksi Bitna sangat di luar dugaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guess Who?!
Romance[21+] Berbekal keberanian dan sedikit informasi yang didapatkan dari polisi. Auristela Libitna, seorang detektif muda itu menyerahkan dirinya ke komplotan mafia, menyembunyikan identitasnya dan berlakon layaknya gadis 'nakal' untuk mencari pelaku ke...