27. Full of Worries

1.3K 123 67
                                    

Begitu sampai di rumah, Bitna langsung mendapatkan penanganan dari Ellen untuk luka di sudut bibirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Begitu sampai di rumah, Bitna langsung mendapatkan penanganan dari Ellen untuk luka di sudut bibirnya. Wanita itu sangat telaten dalam melakukan apapun. Ellen begitu hati-hati saat membersihkan luka, meski seringkali tangannya mendapat cengkraman dari tangan Bitna sebab menahan nyeri.

Sementara, Vincent pergi lagi setelah mengantarnya pulang ke rumah.

“Sudah ya, kau istirahat saja di kamar. Pekerjaanku akan selesai sebentar lagi,” ucap Ellen penuh perhatian. Tangannya meletakkan cairan pembersih di kotak obat tatkala telah selesai mengobati luka Bitna.

“Aku sama sekali tak apa, aku masih bisa membantumu,” sergah Bitna.

Bitna merasa tidak enak hati, Ellen seringkali mengerjakan tugas rumah seorang diri. Apalagi saat ini, Corrie tidak ada. Pun dirinya tidak bisa banyak membantu sebab lebih banyak mengurusi keperluan Jo.

Tubuh Ellen beranjak lebih dulu, jemarinya meraih pergelangan tangan Bitna untuk mengajak gadis itu berjalan menuju kamarnya. “Tak apa, pekerjaanku benar-benar akan selesai, Bitna.”

Mendengar tolakan Ellen untuk yang kesekian kalinya, Bitna memilih menuruti dan menjawab perkataan Ellen dengan anggukan. Gadis itu mamatri senyum disaat Ellen melempar senyum ke arahnya.

Pun Ellen meninggalkan Bitna di depan pintu kamarnya. Membiarkan gadis itu beristirahat sejenak sehabis terlibat perkelahian yang membuatnya cemas.

Berselang beberapa menit, dari arah pintu, presensi satu pribadi melangkah mendekati keberadaannya. Mencipta seraut bingung di wajah Bitna, manik kembarnya lantas bergulir untuk menatap jam yang terpasang di dinding.

“Apa yang terjadi, gadis nakal? Apa yang kau lakukan dengan mobil Robert?” Racauan pertama kali yang keluar dari belah bibir Jo sebagai pribadi yang datang tiba-tiba.

Bitna masih menatap bingung pria itu, “Kau sudah pulang?” tanyanya.

“Kalau tidak ada Vincent dan Rocky, aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi denganmu,” imbuh Jo gusar.

“Jo, kau bilang, kau akan pulang tengah malam. Lalu kenapa ada di sini?”

“Jangan mengalihkan pembicaraan, Bitna. Jawab pertanyaanku!”

Menghela napas panjang, jemari Bitna memijat pelan pelipisnya. “Memangnya Vincent dan... Siapa namanya? Rocky?” tanyanya pada Jo dengan nada santai. Padahal pria di hadapannya terlihat menahan gusar.

Bitna melanjutkan lagi, “Yah itu. Memangnya mereka tidak memberitahumu?”

Tidak ada jawaban. Sebab faktanya, manik kembar Jo hanya menatap lurus eksistensi Bitna tanpa mengatakan apapun. Dia tidak ingin dilempari pertanyaan. Dia hanya ingin pertanyaannya terjawab.

Pun Bitna ikut melakukan hal yang sama selama beberapa sekon—menatap wajah Jo tanpa melakukan apapun. Hingga Jo tidak berekspresi sama sekali, membuatnya kemudian menyerah.

Guess Who?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang