42. There's No One

323 19 31
                                    

“Hai, butuh sesuatu?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Hai, butuh sesuatu?”

Sepasang manik ketiga pria itu menatap beberapa saat wajah seorang wanita pemilik Roley Casino, detik selanjutnya mereka saling melempar pandang. Komisaris June tersenyum tipis, tangannya mengusap tengkuk belakangnya. “Ah, kami hanya ingin minum-minum saja di sini. Tetapi kalau kami butuh sesuatu, aku akan memanggilmu,” tukasnya kemudian.

Belva tersenyum cantik, meski sudah berusia kepala empat tidak dapat dipungkiri kalau paras wanita itu masih terlihat segar ditambah pakaiannya yang terlihat mempesona. Tangannya terulur untuk menggenggam lengan salah satu dari ketiga pria yang sama sekali tidak ia ketahui kalau mereka adalah seorang polisi. “Baiklah, katakan saja kalau ingin dan jangan sungkan. Pelayanan Roley Casino tidak akan mengecewakan kalian,” ucap Belva.

Setelah mendapat anggukan dari ketiga pria itu, Belva pergi hingga tubuhnya menghilang di tengah ramai dan gemerlapnya suasana Roley Casino.

Kepala Komisaris June bergerak, maniknya menatap kembali wajah Julian—menginsyaratkan pria itu untuk segera mendatangi keberadaan Elyse; wanita yang sejak pertama menjadi incarannya.

Terdengar helaan napas dari hidung mancung Julian, bahunya mengendur, rasanya berat sekali saat ingin berhadapan dengan wanita—terlebih lagi dirinya harus pura-pura untuk menarik eksistensi Elyse. Hingga mengundang kekehan dari belah bibir Komisaris June dan Jackson tatkala mendapati respon polisi tampan itu. Tetapi sebelum benar-benar pergi, tangan Jackson menepuk pelan bahu Julian untuk memberikan semangat.

Memperhatikan Julian yang mulai mendekati keberadaan Elyse, Komisaris June dan Jackson mencari tempat duduk yang tidak jauh dari eksistensi kedua pribadi itu. Sementara tubuh Julian sudah berdiri sempurna di samping tubuh Elyse yang masih asyik menikmati sebatang nikotin.

Kepala Elyse terangkat perlahan saat merasakan sorot lampu klub tidak lagi mengenai wajahnya. Tatkala menoleh, maniknya mendapati tubuh tegap pria yang berdiri di sampingnya menjadi alasan dari apa yang ingin ia pastikan. Sebelah alisnya terangkat beberapa saat, Elyse sempat terkejut tatkala maniknya mencoba menangkap lebih jelas sosok pria yang memiliki wajah hampir sempurna bak pangeran itu.

Yah, mungkin reaksi Elyse terlalu berlebihan, tetapi sejujurnya wajah pria di sampingnya ini benar-benar jauh lebih baik daripada saat bagaimana sebelumnya Elyse dibuat jengkel oleh beberapa pria perut buncit yang sempat mendatanginya untuk mengajak minum bersama.

“Boleh aku menemanimu?”

Begitu suara Julian mengudara, mencipta raut keterkejutan yang kedua kalinya dari wajah Elyse. Tetapi justru Julian meruntuki dirinya berkali-kali dalam batin—takut kalau salah berbicara.

Elyse mengalihkan pandangannya sebentar sembari menyempatkan untuk menyesap nikotinnya hingga mengembuskan asapnya. “Di sini banyak wanita yang bisa kau sewa, tetapi aku tidak termasuk,” ucapnya kemudian tanpa menatap wajah Julian.

Memejam sesaat, Julian menghela napas karena agaknya perkataannya tadi diartikan berbeda oleh Elyse. “Aku hanya ingin minum untuk menghilangkan penat dan tidak tertarik dengan wanita sewaan di sini. Jadi maksudku apa aku boleh di sini?”

Guess Who?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang