Hari berlalu begitu cepat. Namun, tak kunjung memberikan kabar baik untuk Bitna mengenai apa yang dia cari. Sedikit kenyataan, dia tidak terlalu gencar seperti pertama kali. Atau lebih buruknya, Bitna mulai lupa tentang tujuannya ke rumah mafia ini sebab mulai terlihat menikmati hidup bersama pria yang awalnya dia anggap gila itu.
Waktu menunjukkan pukul sembilan pagi. Kedua pribadi itu tengah berada di kamar. Kegiatan Bitna kali ini bak mengurus anak kecil yang harus terlihat rapi dari segi manapun sebelum bepergian.
Jo terduduk di atas ranjang bersama Bitna yang tengah menggunting kuku-kukunya. Ini bukan keinginan Jo, tetapi inisiatif Bitna yang berkukuh membuat kuku-kuku panjang Jo menghilang.
“Seharusnya, kukumu yang digunting karena selalu mencakar tubuhku,” racau Jo disela memperhatikan Bitna menggunting kukunya.
Netra Bitna mendelik. Enggan menimpali sebab dia mengerti tujuan dari perkataan Jo. Faktanya memang benar, saat itu, disaat Jo ingin dimandikan, Bitna sempat mendapati beberapa luka cakaran yang masih baru di punggung pria itu. Bitna menyadari, karena itu ulahnya.
Jo bersuara lagi, “Nanti kau juga harus menggunting kukumu!”
“Haish, iya cerewet! Aku mencakarmu juga bukan tanpa sebab,” balas Bitna sembari mencebik. Lalu menjauhkan tangan Jo dari genggamannya tatkala sudah menyelesaikan kegiatan memotong kukunya. “Sudah.”
Tidak lekas menimpali, Jo lebih dulu menatap wajah kusut Bitna dengan sebelah sudut bibirnya yang terangkat. “Yah, nanti aku akan lebih baik lagi,” tukasnya. Bukannya beranjak, Jo justru menempatkan kepalanya di perpotongan paha Bitna.
“Sekalian, bersihkan telingaku!” titahnya.
Bitna tidak meracau sama sekali. Meski tidak menjawab, gadis itu lekas melakukan apa yang Jo inginkan. Tangannya meraih cotton bud untuk membersihkan telinga pria itu.
“Aku akan pergi, mungkin akan pulang tengah malam.” Suara Jo kembali terdengar. Bitna lebih dulu melirik, mendapati Jo yang tengah memejamkan matanya.
“Semuanya juga?”
“Hanya aku, Swan, Jay dan Arthur,” jawab Jo. Lalu berganti posisi dengan wajahnya menghadap ke arah Bitna di saat gadis itu sudah selesai membersihkan telinga satunya.
Awalnya Bitna hanya mengangguk. Tetapi, disaat dia tidak mendengar nama lain dari perkataan Jo, Bitna teringat satu hal. “Hanya itu? Yang lain? Vincent, James, bagaimana?”
Namun, dengan mudah Jo menjawab, “Bukan tugas mereka. Maksudku, hanya aku, Swan, Jay dan Arthur yang dibutuhkan. Memangnya kenapa?”
“Kenapa Vincent tidak ikut?”
Sejenak Jo menjauhkan wajahnya dari perut Bitna untuk beralih menatap wajah gadis itu, “Kan aku sudah bilang. Memangnya kenapa, hmm?”
Menghentikan kegiatannya sejenak, Bitna menghela napas cukup panjang. Gadis itu tengah berusaha membuang pikiran buruk disaat Jo mulai kembali bepergian tetapi tanpa membawa Vincent bersamanya. Alias, Vincent akan berada di rumah dan mengganggunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guess Who?!
Romance[21+] Berbekal keberanian dan sedikit informasi yang didapatkan dari polisi. Auristela Libitna, seorang detektif muda itu menyerahkan dirinya ke komplotan mafia, menyembunyikan identitasnya dan berlakon layaknya gadis 'nakal' untuk mencari pelaku ke...