13. Immixture

1.6K 116 10
                                    

Bagi sebagian orang, Malta adalah negara yang patut masuk ke dalam daftar tempat berlibur sebab memiliki suasana yang estetika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagi sebagian orang, Malta adalah negara yang patut masuk ke dalam daftar tempat berlibur sebab memiliki suasana yang estetika. Terlebih lagi, Malta dikelilingi oleh lima pulau, salah satu destinasi yang menjadi incaran turis untuk menghabiskan waktu liburan guna menghilangkan penat.

Namun, itu hanya sebagian kecil dari keindahan yang terlihat. Sebab di samping ramainya hiruk-pikuk kehidupan kota, beberapa anggota kepolisian tengah disibukkan dengan misi mereka yang belum juga terselesaikan.

Misi Komisaris June dan rekannya mendadak pelik. Awalnya, mereka hanya hendak meringkus komplotan mafia yang diduga selalu membuat keresahan di pusat Kota. Tetapi, salah satu anggotanya tewas saat menjalankan misinya tatkala mendapati dua komplotan mafia saling bersiteru.

Dan sekarang mereka harus mencari keberadaan seorang gadis yang merupakan anak dari anggota mereka yang tewas.

Beberapa anggota kepolisian sudah mendatangi kediaman Auristela. Mereka tidak mendapatkan apapun. Membuat Komisaris June dan rekan polisinya yang bernama Julian harus mendatangi sebuah kantor swasta tempat dimana gadis itu bekerja.

Private Investigator Office, begitu tulisan yang terpampang pada papan reklame yang ada di depan gedung. Kedatangan Komisaris June dan Julian mendapat sambutan hangat dari staff yang bekerja di kantor detektif swasta itu. Tujuan mereka adalah menemui rekan Auristela.

Satu pribadi di sana membungkuk sopan, menyambut ramah kedatangan Komisaris June dan Julian. Senyum terpatri di wajah tampannya, “Selamat pagi Komisaris, ada yang bisa saya bantu?”

Komisaris June membalas senyum, sementara sepasang netra Julian berpendar ke seluruh penjuru ruangan. “Bisakah aku menemui Shim Jackson?” tanya Komisaris June.

Pribadi itu tersentak sebentar, dia membungkuk lagi. “Saya sendiri, Komisaris,” ucapnya kendati ragu.

Mendapatkan hal itu, Komisaris June menatap lamat-lamat sosok pemuda yang ada di hadapannya. Pun Julian melakukan hal yang sama. Keduanya mendapati, pemuda di hadapannya dengan setelan kemeja berwarna putih, dilengkapi dengan dasi berwarna hitam yang melingkar di leher jenjangnya.

Sepersekon tersadar, Komisaris June berdehem pelan, “Ah, kalau begitu, bisakah kita berbicara sebentar?” tanyanya hati-hati.

Tanpa ragu, Jackson memberikan persetujuan dengan anggukan. Kemudian dia membawa dua anggota polisi itu untuk mencari tempat yang tepat untuk berbicara. Jackson membawanya ke salah satu sudut ruangan yang ada di dalam kantor.

“Jadi, kau Shim Jackson, rekan Nona Auristela Libitna?” Komisaris June membuka percakapan, memastikan pemuda di hadapannya dengan pertanyaan sederhana sebelum akhirnya merujuk pertanyaan penting.

Jackson mengangguk, “Yah, benar, Komisaris. Kami satu perguruan tinggi dan ditempatkan di kantor yang sama.”

Hanya sedikit, Komisaris June mengangkat kedua sudut di bibirnya. Pria itu menyempatkan untuk menoleh ke arah Julian. Setidaknya, dia akan mendapatkan informasi baru dari pemuda di hadapannya.

Guess Who?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang