sikap manis Arsen

540 24 3
                                    

Please siapapun yang baca, vote ya. Coment juga gimana tanggapan kalian tentang cerita ini.

_Jodoh untuk Adel_
_Adelia Annalies Elziroya_

Setelah acara sarapan dan berdiskusi tadi, Adel langsung bersiap-siap mengemasi barang-barangnya untuk pindah ke rumah sang suami. Sekarang Adel benar-benar kewalahan, ia sangat bingung bagaimana caranya berkemas seperti ini. Barangnya sangat banyak, ia benar-benar bingung ingin membawa yang mana dulu.

Sedangkan Arsen? Ia sudah ada di bawah entah melakukan apa dengan Ayah. Tak ada niat sedikitpun membantunya di sini.

Tak lama dengan kekuatan extra, Adel selesai mengemasi barang-barangnya. Baju santai alis baju rumahan, baju ke kampus dan beberapa baju formal. Tidak lupa beberapa koleksi sepatu dan tasnya. Tau berapa banyak? 2 koper besar sekaligus. Entahlah, Adel rasa ini juga masih kurang.

Eits jangan lupakan satu tas kecil yang khusus untuk menyimpan make up sekaligus peralatan mandinya.

Adel menuruni tangga dengan susah payah membawa 2 koper besar sekaligus. Di bawah sana, tepatnya di ruang keluarga, Arsen dan kedua orangtuanya malah enak-enakan tertawa-tawa tak mengindahkan penderitaanya di sini.

"Adel ya ampun sayang, beneran mau pindah dari rumah Ayah kamu?" Rayyan tertawa sambil menggoda putri bungsunya itu yang sekarang sudah berstatus sebagai istri. Namun bagi Rayyan, Adel tetaplah putri kecilnya.

"Ayah..?" Tegur sang Bunda yang kali ini sudah membela putrinya.

Tanpa di suruh, Arsen langsung melangkah menghampiri Adel yang masih berada di ujung tangga sana. Untuk apa? Tentu saja membantu Adel demi mengambil simpati di hadapan kedua mertuanya ini.

"Adel, sini saya bantu. Badan kamu itu kecil, lebih besar kopernya daripada kamu." Tanpa menunggu persetujuan Adel, Arsen langsung mengambil dua koper besar yang berada di kedua tangan Adel itu.

"Terus, teru. Terus aja cari muka depan Ayah sama Bunda. Dasar tukang cari muka. Adel ngedumel dalam hatinya." Ia sudah bisa membaca isi hati suaminya ini. Tak menggubris Arsen, Adel berniat lebih dulu turun dengan sedikit berlari. Namun naas ketika kakinya tiba-tiba tergelincir dan akhirnya jatuh.

"Aw." Teriak Adel membuat semua orang langsung berdiri.

"Adel makanya pelan-pelan kalo turun tangga, kebiasaan banget sih kamu itu." Ayahnya sudah ingin mendekat untuk membantu, namun di tahan oleh Bundanya. Mungkin itu kode agar Arsenlah yang harus membantu Adel.

Sedangkan Adel hanya memijit-mijit kakinya yang sudah bisa dipastikan jika kakinya ini pasti terkilir. "Adel mana tau Yah, Bun, salah injek tadi kayaknya." Adel hanya berbicara lirih. Demi apapun, kakinya sangat sakit sekarang.

Arsen turun, meninggalkan koper-koper itu masih di atas. "Makanya kalo jalan itu pelan-pelan. Udah di bantuin jangan nyumpahin orang dalam hati, jadi gini kan akibatnya?" Arsen berkata cukup pelan yang hanya Adel yang bisa mendengar itu membuat Adel semakin kesal. Arsen selalu saja tau apa isi hatinya.

"Sini saya bantu berdiri." Arsen kembali mengulang ucapanya. Namun kali ini dengan keras sehingga semuanya bisa mendengar.

Arsen sudah ingin membantu Adel berdiri, namun Adel kembali meringis karena kakinya yang terkilir itu. "Awh sakit." Rengek Adel. Matanya sudah berkaca-kaca sekarang. Adel benar-benar merasakan kakinya yang super nyeri sekarang.

"Adel ih manja banget sih." Tak bisa menahan diri, Bundanya akhirnya berjalan mendekat di ikuti Ayahnya di belakang.

"Sakit Bunda gak lagi bohong. Liat nih," Adel menunjukan pergelangan kakinya yang sampai berwarna keunguan.

Jodoh Untuk Adel (END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang