Arsen khawatir

471 28 0
                                    

Please siapapun yang baca, vote ya. Coment juga gimana tanggapan kalian tentang cerita ini.

_Jodoh untuk Adel_
_Adelia Annalies Elziroya_

Adel melangkahkan kaki menuju rumah kedua orangtuanya itu dengan lesu. Dirinya sama sekali tidak bersemangat sekarang. Ditambah lagi jika dirinya belum makan membuat Adel jadi semakin lemah. Harus di katakan jika mood Adel juga buruk sejak di tempat makan tadi.

“Assalamualaikum.” Ucap Adel namun tak mendapat jawaban.

Adel celingukan melihat mobil, namun tidak ada satupun mobil di rumah. Sepertinya memang semua orang tidak ada di rumah. Ayahnya mungkin saja masih di kantor. Sedangkan Cecil juga pasti sedang berada di kantor sekarang. Namun Bundanya? Adel tidak tau dimana keberadaan Bundanya itu.

Adel membuka kancing kecil di tasnya. Untung saja Adel memiliki kunci cadangan, jadi Adel juga bisa dengan mudah masuk ke rumah ini.

Rumah ini memang besar, namun sama sekali tidak ada pembantu atau pekerja seperti di rumah Arsen suaminya. Rumahnya terlihat lebih sederhana. Biasanya, Bunda dan kedua anaknya itu saling bantu untuk urusan mengurus rumah. Sedangkan halaman dan pertamanan, itu adalah urusan Ayahnya. Hal itu sudah biasa saja di keluarganya.

Tidak ada juga penjagaan, membuat jika pemilik rumah semuanya pergi, rumah juga akan benar-benar terlihat kosong.

Alhamdulillah nya, tidak pernah ada kasus pencurian atau semacamnya di sini. Komplek rumah Adel terbilang memang aman-aman saja. Hanya ada dua satpam, yang itu juga adalah satpam komplek.

Adel langsung saja masuk ketika pintu sudah terbuka dengan lebarnya. Tak lupa mengunci pintu kembali setelah dirinya berada di dalam rumah.

Adel sebenarnya ingin makan karena perutnya yang keroncongan. Namun tidak ada makanan sama sekali di meja makan maupun yang ada di dapur.

“Yah, zonk deh gue.” Adel bicara pada dirinya sendiri.

Tak berniat untuk masak ataupun memesan makanan di luar, Adel memilih untuk naik ke kamarnya dan merebahkan tubuhnya di kasur yang sudah lama tak di tidurinya itu.

“Rasanya udah lama banget gak kesini.”
Adel melihat sekeliling kamarnya. Tidak ada yang berubah dari kamar ini. Semuanya masih sama sejak pertama kali dirinya meninggalkanya.

Adel beranjak mengganti pakaianya dengan pakaian ala rumahan yang memang sengaja di tinggalkanya di rumah ini. Agar kalau-kalau dirinya datang secara mendadak seperti ini, setidaknya dirinya masih punya pakaian.

Setelah mengganti pakaian, Adel kembali merebahkan tubuhnya di kasur empuknya itu. Mengistirahatkan tubuhnya yang lelah. Juga pikiranya yang mendadak juga menjadi sangat lelah.

Perlahan, mata Adel terpejam. Dalam sunyinya itu, Adel berharap jika saat dirinya bangun nanti, semuanya akan menjadi baik-baik saja.

Arsen kembali ke kantor setelah tadi membantah permintaan Sara yang tak masuk akal itu. Bisa-bisanya Sara memintanya tanggung jawab dengan menikahinya. Tentu Arsen menolak, bahkan Arsen menolak dengan keras. Karena sampai kapanpun, Arsen tidak akan menduakan Adel.

Arsen menekan satu tombol di panggilan dengan telfon kantornya itu. Yang mana, tombol itu langsung tersambung dengan Caltine sekertarisnya.

“Catline, ke ruangan saya sekarang.” Arsen langsung menutup panggilan itu setelah menerima jawaban siap dari seberang sana.

Tok tok tok.

“Masuk.”

“Ada yang bisa saya bantu pak?”

Jodoh Untuk Adel (END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang