Please siapapun yang baca, vote ya. Coment juga gimana tanggapan kalian tentang cerita ini.
_Jodoh untuk Adel_
_Adelia Annalies Elziroya_Hari sudah berlalu cukup panjang menurut Adel. Namun Arsen belum juga kembali. Sejak waktu itu, Arsen juga kembali tidak bisa di hubungi. Sudah seminggu terhitung sejak keberangkatan Arsen ke Amerika.
Kali ini, Adel memang masih berusaha untuk bisa memahami keadaan sang suami yang mungkin sibuk di sana.
Namun tak bisa menampik jika Adel juga sangat khawatir. Adel selalu menyayangkan, kenapa tidak bisa menyempatkan waktu sedikit saja untuk mengabari. Meski hanya lewat pesan teks sekalipun.
Bagi Adel, mengabari itu berarti kita menghargai. Karena itu juga yang selalu Adel lakukan hingga saat ini. Jika dulu ia selalu mengabari Ayahnya tentang hal itu, maka sekarang Adel tak pernah lupa mengabari sang suami setiap ingin keluar rumah.
"Heh marmut, ngelamun aja sih?"
Marmut adalah plesetan dari singkatan mama muda yang Gris berikan untuk Adel. Hari ini, katanya mereka janjian untuk pergi ke mall bersama-sama. Untuk menghibur ibu hamil yang satu ini agar tidak terlalu terlihat stress.
"Gris, menurut lo gue beruntung gak sih dapetin Arsen? Apa kayak peri bahasa yang gue ini tiba-tiba ketimpa durian runtuh gitu ya?"
"Maksud lo?"
"Apa cuman gue yang di untungkan dalam hubungan ini sedangkan Arsen enggak?"
Gris mengerti kemana arah pembicaraan itu. "Menurut gue enggak."
"Kalian itu sama aja. sama-sama di untungkan dengan hal ini. Kalo lo gak sadar, sebenarnya Arsen itu sayang banget sama lo mungkin melebihi lo yang sayang sama dia. Cuman dasarnya aja dia yang kaku."
Hening beberapa saat. Adel masih berusaha mencerna apa yang baru saja Gris ucapkan. Adel takut saja, jika semuanya hanya terlihat baik di hadapanya. Mungkin bawaan ibu hamil, jadinya sensi terus.
"Udah ah, jangan kelamaan di sini. Gisel sama Ailen kasian kalo nunggu lama-lama di sana. Gue tunggu di bawah." Setelah mengatakan itu, Gris langsung keluar kamar Adel.
Membiarkan wanita itu kembali bersiap sendiri. Gris khawatir, jika dirinya berada di situ bumil yang satu ini bukanya malah bersiap, tapi curhat.
"Gris? Adelnya mana kok gak ikut turun?"
"Bentar lagi katanya Bun, belum selesai dandan dia."
"Gris, Bunda titip Adel ya? Jangan terlalu lama jalanya. Adel masih bikin Bunda khawatir kalo sering-sering keluar gitu. Semenjak di tinggal Arsen, fisiknya jadi kurang fit." Arum mengatakan itu setelah Gris duduk pada kursi di hadapanya.
"Santai lah Bun. Gris pasti jagaian Adel kok."
Di rumah itu sekarang hanya tinggal Arum saja. Sedangkan Rayyan sudah pulang ke rumah karena kasian dengan Cecil kalau harus di rumah sendiri.
Mertua Adel atau orangtua Arsen juga sudah pulang. Katanya Rion dan istrinya datang ke rumah mereka. jadi mereka juga harus membagi waktu dengan kedua anak dan menantunya.
Adel sudah turun dan menghampiri keduanya.
"Bun, Adel pamit pergi dulu ya sama Gris? Disana juga ada Gisel kok sama Ailen."Arum mengangguk pada putrinya. "Iya sayang. Kamu kalo capek istirahat ya? Jangan jalan terus. Ingat, sekarang kamu gak sendirian lagi."
Adel lantas mengusap perutnya lembut. "Beres Bun, Adel selalu ingat itu."
"Ya udah kalo gitu, Gris sama Adel pergi dulu Bun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Untuk Adel (END)✅
General Fiction*cerita masih lengkap* Bagaimana jadinya jika tiba-tiba kita dijodohkan dengan orang yang belum pernah kita kenal sebelumnya? Seperti Adel, yang berharap kehidupan setelah perjodohannya akan berjalan baik-baik saja seperti yang biasa dilihat di laya...