pertengkaran suami-istri

575 25 0
                                    

Please siapapun yang baca, vote ya. Coment juga gimana tanggapan kalian tentang cerita ini.

_Jodoh untuk Adel_
_Adelia Annalies Elziroya_

Arsen baru pulang kira-kira habis maghrib. Itu juga ia sudah sangat mengusahakan agar bisa pulang lebih cepat.

Hal itu karena banyak sekali yang harus di urusnya. Belum juga ada sedikit masalah dalam rancangan pembangunan hotelnya membut Arsen tidak bisa terlalu menolerir waktu.

Arsen ingin cepat pulang karena khawatir dengan Adel yang tidak jadi berangkat ke kantor juga tidak mengabarinya. Justru asisten rumah tangganya malah yang mengabari jika Adel sedang tidak enak badan.

"Mbok, Adelnya ada?" Arsen bertanya karena kebetulan mbok Jum lewat di hadapanya saat Arsen baru saja masuk rumah.

"Ada den. Tapi dari tadi tidak keluar dari kamar sejek menerima tamu."

"Tamu? Siapa?"

"Mbok kurang kenal siapa." Mbok Jum memilih tidak menjawab meski sebenarnya dirinya juga sedikit banyaknya mendengar apa pembicaraan majikanya tadi.

Bukan bermaksud menguping, hanya saja tidak ada yang ditutup-tutupi dari pembicaraan itu membuat mbok Jum dan bi Minarti dengan mudah bisa mendengar.

Saat Adel hendak berjalan menuju kamar, mbok Jum lebih dulu berucap.

"Den makan malam sudah mbok siapkan. Jangan lupa di makan. Non Adel juga belum makan sejak siang tadi. Non Adel sedang tidak sehat, mbok ketok-ketok kamarnya tapi tidak di buka. Mbok khawatir sama non Adel."

Arsen mengangguk tanpa mengeluarkan suaranya. Arsen kembali melanjutkan langkahnya. Ingin cepat-cepat melihat bagaimana keadaan sang istri.

Arsen dengan mudah membuka pintu kamar itu dengan kunci lainya. Arsen tak berniat untuk mengetok terlebih dahulu. Takut mengganggu jika Adel sedang istirahat.

Ternyata benar apa yang Arsen pikirkan. Pemandangan yang pertama Arsen lihat adalah Adel tidur di kamarnya. Sama sekali tak terusik dengan kehadiranya sekarang. Bahkan saat Arsen mengusap lembut rambutnya sekalipun.

"Cepat sembuh sayang. Saya gak suka liat kamu sakit seperti ini. Kerja saya jadi tidak tenang karena saya kepikiran kamu. Biasanya kamu selalu mengabari. Tadi lupa ya? Gak pa-pa saya gak marah kok. Tapi lain kali jangan gini lagi ya?" Arsen berkata seolah-olah Adel bangun dan bisa mendengarnya sekarang.

Setelah Arsen membersihkan dirinya, Arsen turun untuk makan seorang diri tanpa mau membangunkan Adel. Setelah beberapa saat, baru Arsen kembali dengan membawa nampan berisikan bubur, minum, lengkap dengan obatnya.

Arsen mengecup singkat kening Adel lantas mengusap lembut pipi istrinya itu. "Sayang bangun. Makan sama minum obat dulu ya?"

Adel yang merasa tidurnya terganggu itu lantas perlahan membuka matanya, "Astaghfirullah mas?" Adel kaget melihat Arsen ada di sampingnya. Adel lantas cepat-cepat bangun dan menyandrkan dirinya pada sandaran tempat tidurnya itu.

"Maaf. Terganggu ya? Kata mbok Jum kamu belum makan dari siang. Sekarang makan dulu terus minum obat ya? Biar cepet sembuh." Arsen mengelus pipi Adel singkat namun dengan cepat tangan itu di tepisnya.

"Adel mau sholat dulu. Harusnya mas bangunin Adel untuk sholat tadi." Tanpa menunggu jawaban Arsen, Adel langsung pergi begitu saja melewatinya.

Arsen yang melihat itu lantas bertanya-tanya ada apa sebenarnya. Namun Arsen menahanya dan menunggu hingga Adel selesai sholat. Agar semuanya juga bisa lebih mudah di bicarakan.

Jodoh Untuk Adel (END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang