55. tak identik

180 11 0
                                    

Please siapapun yang baca, vote ya. Coment juga gimana tanggapan kalian tentang cerita ini.

_Jodoh untuk Adel_
_Adelia Annalies Elziroya_

Elin buru-buru turun dari mobil setelah sampainya di rumah. Ia harus segera memberitahu suaminya bahwa ia sudah menemukan seorang anak yang di adopsinya itu. Esta adalah pilihan yang tepat.

Elin masuk ke kamar, kebetulan sekali suaminya ini baru selesai mandi. “Mas, sini deh aku mu cerita sama kamu.”

“Apa sayang?” Rio mengikuti Elin karena tanganya yang sudah di tarik-tarik sang istri dan di dudukan begitu saja di atas tempat tidur.

“Sini dulu duduk yang bener, ada sesuatu hal penting yang mau aku bilang sama kamu.”

“Apa sih?” Rio mengecup singkat pipi Elin. Sebuah kebiasaan kecil yang selalu Rio lakukan. Rio memang begitu. Selain lebih bar-bar, ya memang beginilah sikapnya di dalam ataupun di luar rumah. Sangat jauh berbeda dengan Arsen.

“Aku tadi ke panti sama Adel, kebetulan sih gak ada niatan juga sebenarnya. Terus aku nemuin anak yang bakalan kita adopsi. Gak pa-pa kan kalo itu pilihan aku?” Elin bertanya terlebih dahulu sebelum melanjutkan ceritanya.

Rio mengangguk. Apapun yang membuat istrinya ini senang, maka itu akan selalu disetujuinya. Rio tak bisa melihat sang istri sedih seperti saat pertama keguguran waktu itu. Hatinya amat sakit melihatnya.

Elin tersenyum lebar melihat suaminya mengangguk. “Namanya Esta. Nama lengkapnya Semesta Onendana, umurnya 5 tahun tapi udah pinter banget. Aku gemes banget sama dia. Ternyata emang bener kata Adel, sekali liat, dia emang langsung bikin orang-orang jatuh cinta.”

“Aku juga bakalan seneng kalo liat kamu seneng.” Rio membawa Elin ke dalam pelukanya.

Di lain sisi, Adel juga mulai menceritakan pada suaminya bagaimana perjalananya hari ini.

Bagaimana mereka ke panti asuhan dan apa yang terjadi di sana. Bagaimana juga Esta yang selalu tak bisa lepas darinya.

“Gimana bisa Esta langsung mau di adopsi sama mbak Elin gitu? Sedangkan sama orang yang pertama aja dia gak mau.”

“Alasanya sesimpel karena gak seiman. Soalnya orangtua yang pertama pada pake kalung salib, sedangkan Esta kan islam. Dia bisikin Adel gini waktu pertama ketemu,

“Tante, Esta gak mau di adopsi orang itu. Mereka pake kalung salib, Esta kan islam. Jadi mana bisa bareng.”
Adel menirukan bagaimana Esta tadi membisikinya.

“Pinter banget tau dia mas, masih kecil aja tau yang begitu.” Adel sangat antusias sekali menceritakan bagaimana kejadian mereka di panti asuhan tadi. Dengan senang hati Arsen juga mendengarkannya.

“Oh iya mas, aku bilang sama Esta kalo besok juga kamu datang. Kamu bisa kan? Maaf gak tanya dulu ke kamu.”

“Bisa kok, kebetulan besok saya juga free. Beberapa hal bisa aja di kerjain dari rumah.”

Adel langsung memeluk suaminya.
“Makasih mas. Inzaghinya Adel emang yang terbaik.”

“Yaudah, tidur gih sekarang. Kayaknya aktiftas kamu banyak banget sekarang. Udah waktunya istirahat.” Arsen berkata sambil mengusap-usap rambut Adel yang masih berada dalam pelukanya.

Jodoh Untuk Adel (END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang