membeli sedikit waktu

276 17 0
                                    

Please siapapun yang baca, vote ya. Coment juga gimana tanggapan kalian tentang cerita ini.

_Jodoh untuk Adel_
_Adelia Annalies Elziroya_

Adel sebenarnya bosan di rumah tidak ada melakukan hal apapun. Menunggu Arsen yang tak kunjung juga datang. Katanya suaminya ini mau meluangkan banyak waktu untuknya, tapi buktinya sekarang urusan kantor tetap juga lebih penting.

Adel iseng chat Arsen, sukur-sukur kalo di baca atau di balas.

"Assalamualaikum Inzaghi sayangnya Adel. Sebentar ya mas di kantornya? Iya sebentar aja kok ini sampe maghrib gini belum pulang. Adel setia banget nunggu dari tadi sampi kaki sama pinggang pegel semua juga gak masalah kok. Gak pa-pa kok sayang kerja aja terus. Nanti sekalian anaknya lahir manggilnya om ya?"

Entah dorongan dari mana Adel chat untuk curhat dengan nada sindiran seperti itu. Salah satu cara mungkin untuk bisa membuat suaminya ini sadar.

Centang Biru Adel di matikan, jadi sebenarnya Adel juga tidak tau apakah pesan yang dikirim untuk sang suami itu sudah di baca atau belum.

Adel terus men-scroll apa saja dari ponselnya. Tidak ada hal tertentu yang dilihatnya. Itu hanya sekedar mengusir kebosanan saja sembari menunggu Arsen pulang.

Karena memang sudah menunggu, Adel tidak mungkin salah kali ini. Itu adalah suara mobil Arsen. Cepat-cepat Adel mengintup dari balik tirai, dan benar saja itu adalah suaminya yang pulang.

Dengan cepat Adel melempar ponselnya asal, dan berpura-pura tidur. agar ketika Arsen membuka pintu kamar, Arsen langsung melihatnya sudar tertidur. Agar Adel juga tidak ketahuan jika sudah menunggunya sedari tadi.

Arsen membuka pintu kamar, melihat istrnya sudah tertidur tanpa selimut. Arsen meletakan tasnya dan berjalan menghampiri sang istri. "Maaf pulangnya telat." Ucap Arsen sambil mencium kening sang istri. Lalu Arsen beralih menaikan selimut untuk Adel.

Setelah Arsen ingin beranjak, Adel dengan cepat menahan tangan kekar itu. "Mau kemana?" Tanya Adel spontan tak ingin berpura-pura lagi.

"Loh belum tidur?"

"Belum." Jawab Adel ketus. "Jadi mau kemana?" Tanya Adel lagi.

"Mau mandi sayang, badan saya gerah."

Mendengar Arsen berkata seperti itu membuat Adel tersipu sendiri. "Yaudah sana mandi."

"Bentar ya saya mandi dulu." Arsen mengecup lagi kening Adel sebelum pergi.

Tidak tau dengan pipi Adel yang sudah merah sekarang. Adel juga tidak tau kenapa sampai sekarang dirinya masih saja sering tersipu dengan perlakuan manis Arsen padanya. "Ya Allah, semoga engkau restui hubungan ini sampai kami menua." Adel bergumam dalam hatinya.

Tak membutuhkan waktu lama, Arsen keluar dari kamar mandi dan terlihat lebih segar dari sebelumnya. Arsen langsung merebahkan dirinya di samping Adel dan mendekatkan kepalanya pada perut Adel.

"Anak papa gak bisa tidur ya? Mau papa elus? Maaf ya sayang hari ini papa pulangnya telat." Arsen menarik sedikit piyama Adel dan mencium singkat perut yang terlihat masih rata itu. "Sini papa elus." Lalu Arsen mengelus lembut perut Adel.

"Mas?"

"Hmm?" Jawab Arsen dengan matanya yang belum beralih dari perut Adel.

"Kamu kan pengusaha, emang sehari itu kamu bisa dapatkan uang berapa sih sampe kamu gak pengen banget kayaknya buat ninggalin pekerjaan?"

"Dapat uangnya gak setiap hari juga sayang. Ada waktu-waktu tertentu aja. cuman kalo kita rutin setiap hari dalam beberapa hal, itu hasilnya pasti lebih baik lagi."

Jodoh Untuk Adel (END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang