hidangan istimewa

240 13 0
                                    

Please siapapun yang baca, vote ya. Coment juga gimana tanggapan kalian tentang cerita ini.

_Jodoh untuk Adel_
_Adelia Annalies Elziroya_

“Non, non?” Minarti menyadarkan Adel karena dari tadi malah hanya melamun bukanya langsung menuruni tangga.

Minarti yang kebetulan lewat untuk membersihkan lantai atas sontak saja berhenti, yang awalnya hanya memperhatikan dari jauh, akhirnya Minarti memberanikan diri untuk menemui majikanya itu.

Adel tersentak setelah beberapa kali Minarti menyadarkanya. “Eh Bi?” Adel sedikit kaget melihat minarti ada di hadapanya.

Adel hanya tiba-tiba terbayang, jika tangga adalah sesuatu hal yang membahayakan untuk ibu hamil. Dalam setiap film yang di tontonnya, tak sering wanita hamil jadi keguguran karena tangga.

Dari tadi dalam lamunanya juga Adel membayangkan jika dirinya jatuh dari tangga. Karena hal itu bukanya tidak mungkin mengingat bagaimana cerobohnya seorang Adelia Annalies Eelziroya ini.

“Bi?”

“Iya non, ada yang bisa di bantu?”

“Bisa siapkan kamar utama yang bawah? Adel mau pindah di bawah aja.”

“PINDAH?” Minarti sedikit meninggikan nada suaranya. Namun ketika sadar apa yang baru saja ia lakukan, Minarti langsung meminta maaf. “Maaf non, maksudnya gimana?”

“Saya hamil muda Bi, dan kandungan saya juga gak kuat. Kayaknya akan beresiko kalo Adel terus naik-turun tangga seperti ini.”

“Oh. Iya non, segera bibi siapkan.” Minarti mengangguk paham.

Dalam pikiranya, ada sesuatu yang terjadi diantara Adel dan Arsen sehingga mereka ingin pisah kamar. Ternyata tidak ada apapun.

“Yaudah Bi, Adel mau pergi dulu. Adel mau ke rumah Bunda.” Adel tersenyum setelah mengatakan itu. Dibalas dengan anggukan kecil dari Minarti.

Adel menuruni satu persatu anak tangga dengan hati-hati di ikuti dengan Minarti di belakangnya. Karena Adel mengatakan hal seperti itu, Minarti jadi ikut berpikiran yang tidak-tidak tentang filosofi tangga dan ibu hamil.

Adel memasuki rumah orangtuanya itu dengan suka cita. Untuk pertama kalinya setelah Adel pergi dari rumah alias sudah tinggal bersama sang suami, pintu rumah ini pertama kalinya terbuka dengan lebar saat dirinya datang.

“Bunda, Ayah, kak Cecil? Adel datang ni.” Adel berteriak sejak memasuki rumah yang besar ini.

“Aneh. Pintu kebuka lebar tapi kenapa gak ada tanda-tanda kehidupan gini sih?” Adel menaruh barangnya di kursi ruang tamu. Lantas samar-samar dirinya mendengar suara ribut-ribut dari arah belakang. Karena penasaran, Adel langsung mencari dimana sumber suara itu.

“Astaga, Ayah sama Bunda ngapain?” Adel melihat situasi yang sudah lama tak di lihatnya. Dimana wajah Ayahnya ini sudah penuh dengan tepung dan tangan Bundanya sudah berwarna kuning karena kunyit.

“Biasa sayang, perang sama barang-barang dapur ini. Ayah nih ngotot banget pengen bantuin, jadinya ya gini dapur jadi berantakan banget gini.”

Adel hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan kedua orangtuanya ini.

Adel berharap, semoga dirinya dan Arsen juga diberikan waktu yang lebih panjang agar bisa menghabiskan waktu bersama seperti kedua orangtuanya ini. Semoga Arsen juga lebih banyak waktu luang untuk kedepanya.

Jodoh Untuk Adel (END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang