syarat liburan

526 25 1
                                    

Please siapapun yang baca, vote ya. Coment juga gimana tanggapan kalian tentang cerita ini.

_Jodoh untuk Adel_
_Adelia Annalies Elziroya_

"Itu den, non Adel ketiduran di sofa ruang tamu karena menunggu aden pulang. Bibi sudah suruh tunggu di kamar saja tapi orangnya tidak mau sampai ketiduran begitu. Bibi sekarang jadi gak enak bangunin karena tadi non Adel nangis-nangis lama waktu di urut mbok Jum. Mungkin sekarang dia baru bisa tidur karena merasa lebih enakan."

Penjelasan panjang lebar dari bi Minarti itu membuat Arsen langsung mengerti bagaimana situasi sebenarnya.

"Yaudah bibi masuk aja ke kamar istirahat. Adel biar saya yang urus."

Setelah mengatakan itu, Arsen langsung berjalan ke arah ruang tamu menghampiri sang istri di sana. Pemandangan Adel tidur di situ sangat jelas di matanya sekarang.

"Kenapa nungguin saya sih? Harusnya kamu itu tidur di kamar karena kamu masih sakit." Arsen memandang lekat wajah istrinya sebelum menggendong istrinya itu untuk ke kamar. Arsen sengaja tidak membangunkan melihat raut jawah Adel itu yang tampak kelelahan.

Tengah malam Adel mengigau terus memanggil-manggil Bundanya membuat tidurnya Arsen juga ikut terusik.

Mata istrinya itu tampak terpejam, namun rautnya sangat gelisah. Arsen memegang kening Adel yang terasa panas. "Del kamu demam?" Arsen panik mendapati istrinya itu dengan suhu tubuh yang cukup panas.

Arsen ingin membangunkan kedua pembantunya itu namun tidak enak hati mengingat waktu juga sudah sangat larut. Mau tak mau, Arsen mengurusi istrinya itu seorang diri. Menjaga hingga terus mengganti komres yang disiapkanya sendiri.

"Kamu sakit gara-gara nyebur di kolam renang tadi atau karena nungguin saya sampai tidur di ruang tamu yang banyak angin itu?" Arsen berguman sendiri sambil terus memegangi komres di kepala Adel.

"Bunda..." Racau Adel lagi.

Arsen hanya mengusap-usap kepala Adel yang masih tertutupi jilbab itu. Arsen membiarkan saja itu semua. Karena salahnya sendiri juga memperlakukan Adel dari awal yang selalu membuatnya kesal.

"Cepat sembuh istriku." Arsen mengusap-usap kepala Adel hingga tertidur dengan posisinya setengah duduk dan memeluk Adel dari samping.

...

Sudah jam 6 pagi, Adel belum juga bangun membuat Arsen semakin khawatir. Sebelumnya Arsen tidak pernah sepeduli ini dengan orang. Namun entah kenapa dengan Adel rasanya berbeda. Padahal, belum lama mereka dekat.

Hidup bersama baru masuk hari ke-3. Mulai saling kenal kurang lebih hanya seminggu. Meskipun Arsen sudah memantau Adel dari seminggu sebelum mereka berdua benar-benar dipertemukan.

"Del bangun." Arsen mengguncang sedikit tubuh istrinya.

"Mas udah pulang?" ucap Adel pertama kali setelah melihat wajah sang suami.

"Kenapa nungguin saya segala? Kamu sampai sakit gini kan?" Arsen mengambil kompres dari kening Adel. "Ke rumah sakit ya? Panas kamu belum turun juga."

Dengan cepat Adel menggeleng. Matanya melirik ke arah jam di atas meja. "Udah pagi? Maaf ya Adel ketiduran." Dalam kondisinya yang seperti ini, bisa-bisanya Adel masih meminta maaf. Adel masih memikirkan Arsen.

"Sebentar, kalo kamu gak mau ke rumah sakit, biar saya suruh dokter datang untuk memeriksa kamu."

"Mas?" Adel menggeleng. Adel menghentikan pergerakan Arsen. "Nanti sembuh sendiri kok, ini cuman demam biasa aja."

Jodoh Untuk Adel (END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang