bioskop rumah

249 14 0
                                    

Please siapapun yang baca, vote ya. Coment juga gimana tanggapan kalian tentang cerita ini.

_Jodoh untuk Adel_
_Adelia Annalies Elziroya_

Adel mempercepat makanya, bahkan sekarang Adel tidak menghabiskan makanan itu. Adel ingin segera membawa suaminya pergi, Adel sungguh tidak suka melihat wanita-wanita itu terang-terangan memperhatikan suaminya.

"Mas Adel udah, yuk pergi."

"Tapi itu makanan kamu masih banyak."

"Udah kenyang, gak mau makan lagi."

Arsen yang tau situasi ini pun langsung mengangguk. Tidak ada untungnya juga melawan Adel. Sekarang Adel tengah cemburu, daripada dirinya juga yang bakalan kena semprot nanti jika terus melawan.

Setelah sudah berada di dalam mobil, Adel masih diam. Mati-matian Adel menahan kesal atas kejadian yang baru saja di alaminya.

"Udah kali cemberutnya, gak jadi nih ke tempat yang lain? Kita pulang aja ya?"

"Iya pulang aja." Mood Adel sudah buruk. Sebenarnya tidak masalah untuk melanjutkan rencana, tapi sepertinya sudah tidak akan bisa dinikmati lagi.

Bawaan bumil muda, hal-hal sepele kadang juga bisa menjadi hal yang sangat besar. Bisa semakin diperpanjang. Itulah sensitifitasnya.

Arsen melajukan mobilnya tanpa mengeluarkan kata-kata lagi. Sesekali menoleh Adel di sampingnya, tak lama setelah itu Adel malah tertidur. Mungkin juga karena lelah, ditambah moodnya yang tidak baik, jadi mudah untuknya langsung tidur seperti ini.

...

Adel mengerjapkan matanya, ternyata sekarang dirinya sudah berada di kamar. Entah sudah berapa lama dirinya tertidur di sini semenjak di dalam mobil tadi.

Matanya menelisik ke beberapa arah, hingga akhirnya Adel menemukan Arsen yang duduk di sofa sambil memandangi laptop berbekalkan berkas yang lumayan banyak di sekitarnya.

"Mas, gak jadi liburan ya? Udah kerja aja perasaan."

"Bukan perasaan sayang, tapi ini emang beneran kerja."

"Tadi Adel minta pulang kenapa malah pulang beneran sih? Harusnya kan mas tetep aja lanjutin mau kemana gitu."

Adel sedikit kesal, namun sebenarnya langsung pulang juga tidak masalah. Hanya sebenarnya ini untuk topik pembicaraan saja dengan sang suami.

"Udah gak kesel lagi emang?"

Adel memilih tidak menjawab pertanyaan itu. Dirinya masuk ke kamar mandi berbekalkan handuk dan baju ganti. Mandi sepertinya lebih segar daripada harus menanggapi ocehan sang suami.

Cukup lama Adel di kamar mandi, karena memang Adel itu selalu menghabiskan waktu lama di kamar mandi. Tak berbeda jauh juga dengan saat ini.

Saat Adel keluar kamar mandi, Adel sudah di suguhkan dengan suasana kamar yang berbeda. Lampu yang disetel temaram, tempat tidur yang sudah berbeda. Juga ada beberapa snack yang sudah ada di atas meja.

"Ini semua apa?" Tanya Adel tak mengerti. Ternyata memanfaatkan lamanya Adel mandi, Arsen mempersiapkan ini semua.

"Sekarang nonton bioskop itu bisa di rumah aja. mau nonton film apa?" Tanya Arsen yang sudah bersiap menyetel film yang nantinya Adel sebutkan. Arsen menggunakan layar tembak yang langsung ke dinding kamarnya yang kebetulan berwarna putih. Jadi sangat pas juga untuk menyulap kamar ini menjadi ruang bioskop sementara.

"Film korea mau?"

"Yah jangan korea juga, mau berapa lama kita nonton kalo korea sih. Yang lain aja lah."

Jodoh Untuk Adel (END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang