surga kedua?

514 23 0
                                    

Please siapapun yang baca, vote ya. Coment juga gimana tanggapan kalian tentang cerita ini.

_Jodoh untuk Adel_
_Adelia Annalies Elziroya_

Arsen terburu-buru untuk berangkat ke kantor membuat Adel bingung sendiri di buatnya. Apa ada masalah di kantor yang membuat Arsen sepanik itu?

Namun Adel tidak ambil pusing dengan itu semua. Mungkin ada sesuatu yang mendesak sehingga Arsen memang harus buru-buru berangkat ke kantor. Adel harus berusaha mempercayai suaminya. Adel yakin suaminya itu sudah berubah. Suaminya itu sudah benar-benar mencintainya sekarang.

Adel juga ikut berangkat ke kampus setelah beberapa saat Arsen berangkat ke kantor. Meski tidak ada hal yang terlalu mendesak, Adel berniat untuk rajin-rajin berangkat ke kampus. Demi skripsinya ini lancar seperti air yang mengalir.

Katanya, mahasiswa semester akhir memang harus pinter-pinter cari muka ke dosen, biar dipermudah. Adel menganut paham itu dan Adel tengah menjalankan misi itu sekarang.

"ADEL!"

Lambaian tangan Gris membuat Adel tersenyum. Akhirnya sahabatnya ini tidak terlambat lagi datang ke kampus. "Tumben?" Tanya Adel pada Gris.

Gris menatap Adel kesal. "Nye nye nyee." Gris mengucapkan kata asal-asalan tidak ingin mendengarkan apa yang Adel Katakan.

"Gaje lo."

"Ye lo aja yang gaje."

"lo."

Lo."

"Apa sih Gris, jadi rebutan siapa yang gaje gini." Adel menatap Gris malas.

"Harusnya kita sekarang fokus laksanakan misi. Biar kita juga cepet-cepet jadi alumni kampus ini."

Lama akhirnya terjadi keheningan antara Adel dan Gris. Mereka berdua jalan menyusuri koridor menuju lantai dan rangan keramat tempatnya para mahasiswa akhir banyak bersemedi di sana.

"Del, Del?" Gris memukul-mukul lengan Adel. Sedangkan Adel masih fokus dengan ponselnya karena ia lupa mengabari sang suami. Jadi sekarang Adel ingin mengabari suaminya.

"Hmmm." Ucap Adel masih acuh.

"Del."

Hmmm."

"Ade?"

"Apa sih Gris?" Jawab Adel kesal karena Gris bukanya langsung mengatakan malah masih tetap saja memukuli lenganya. Membuat Adel yang ingin mengetik pesan untuk sang suami juga jadi tidak bisa.

'Rahasia kita kebongkar deh kayaknya. Liat tuh," Gris menunjuk ke arah dimana banyak mahasiswa akhir juga berkumpul di sana. Membuat Adel mau tak mau juga mengikuti arah pandang Gris.

"Astogeh? Ada obral baju apa gimana ya di sana? Kenapa jadi rame gitu?"

"Ni lantai keramat kenapa malah jadi tempat reuni mahasiswa akhir gini sih? Kalo gini ceritanya rencana kita juga mana bisa berhasil."

Adel dan Gris sama-sama menepuk keningnya pelan. Hanya sebatas formalitas saja sebenarnya agar terlihat jika mereka benar-benar kepikiran.

Tanpa saling mengatakan apapun, Adel dan Gris seperti sudah satu pemikiran. Karena setelah itu mereka berdua sama-sama berbalik tidak jadi menuju tempat tujuan.

"Del?"

"Hmm?"

"Progres lo udah sampe mana emang?"

"Bab 2 gue gak lanjut-lanjut perasaan. Banyak banget revisinya. Mana kemarin waktu gue ketemu duta shampo lain, abis gue kena ceramah. Ampe sakit telinga gue dengerin omelan mulu setiap ketemu tu dosen."

Jodoh Untuk Adel (END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang