Please siapapun yang baca, vote ya. Coment juga gimana tanggapan kalian tentang cerita ini.
_Jodoh untuk Adel_
_Adelia Annalies Elziroya_Setelah acara makan malam bersama kedua orangtuanya dan juga Cecil, kini Adel dan Arsen sudah kembali berada di kamar Adel sekarang. Malam ini mereka putuskan untuk menginap, karena hari juga sudah malam.
"Adel, kita berdua tidur di sini?" Tanya Arsen menunjuk tempat tidur Adel yang masih belum berubah. Masih ranjang yang mini yang dikhususkan untuk satu orang. Arsen masih ingat betul bagamana dulu Adel menyuruhnya tidur di lantai dan badanya langsung sakit-sakit semua.
"Iya. Mas gak mau?" Adel masih negative thingking mengingat bagaimana yang dilihatnya tadi siang. Apa Arsen sudah tidak ingin denganya lagi? Apa Arsen akan mencari istri baru?
"Mas mau kasih Adel mahkota? Mas mau kasih Adel surga?"
"Kalo bisa iya, kenapa enggak?"
Mata Adel sudah berkaca-kaca sekarang mendengar jawaban sang suami. Berarti memang benar tebakanya, jika Arsen memang akan menikah lagi. Cepat atau lambat, Arsen pasti akan memintanya mengizinkan Arsen untuk menikah lagi.
"Eh kenapa nangis?" Arsen langsung duduk di tepi ranjang. Menghapus airmata yang turun membasahi pipi istrinya.
"Sayang, kenapa nangis hmm?" Bukanya berhenti Adel malah semakin menangis merasakan sikap manis Arsen padanya. Ini pasti salah satu tak-tik untuknya agar di izinkan menikah lagi.
"Adel?" Arsen memeluk istrinya. Arsen tidak suka melihat Adel menangis apapun alasanya.
"Mas mau minta izin nikah lagi ya?"
Spontan Arsen langsung melepaskan pelukan itu. "Haa? Maksudnya gimana?"
"Mas mau kasih Adel surga katanya. Mas mau nikah lagi ya?"
"Gak gitu konsepnya sayang. Kamu kenapa malah mikirnya kaya gitu sih?" Arsen mengusap lembut pipi Adel yang masih ada jejak airmata di sana.
"Entahlah, Adel hanya merasakanya."
"Saya menikahi kamu bukan hanya berjanji sama kamu atau juga Ayah, tapi saya sudah berikrar sama Allah. Menikah itu bukan permainan Adel, saya hanya mau kamu sebagai satu-satunya dalam hidup dan mati saya."
Adel terharu mendengar perkataan itu. Namun dirinya masih kurang yakin. "Tapi mas bisa menikahi lebih dari satu wanita."
"Bisa kalau saya mampu. Mampu dalam segala hal termasuk mampu adil. Juga kuncinya kalau saya mau." Arsen menjeda ucapanya. Memegang kedua bahu Adel mantap. "Adel, saya cuman mau kamu. Apapun alasanya, cuman kamu yang saya pilih."
Andai keadaanya berbeda, Adel pasti senang mendengar kalimat itu keluar dari mulut Arsen.
Namun Adel juga seorang perempuan yang bisa mengerti perasaan perempuan lain. Ada seorang perempuan yang sedang mengandung tanpa sosok suami di sana. Bagaimana jika anak itu lahir dan dia tidak memiliki figur seorang Ayah?
Arsen harusnya bertanggung jawab dengan apa yang sudah di perbuatnya sendiri.
"Mas, ada yang mau di ceritakan gak sama Adel?"
Arsen menggeleng. "Memangnya ada apa? Sepertinya ada yang mau kamu bicarakan sama saya?"
"Gak pa-pa kalau gak mau cerita sekarang." Adel menjauhkan tangan Arsen yang masih melingkar di pinggangnya. Bergeser ke ujung tempat tidur yang lain. Merebahkan badanya di sana. "Selamat tidur mas." Adel memejamkan matanya perlahan. Meski pikiranya sama sekali belum tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Untuk Adel (END)✅
Ficção Geral*cerita masih lengkap* Bagaimana jadinya jika tiba-tiba kita dijodohkan dengan orang yang belum pernah kita kenal sebelumnya? Seperti Adel, yang berharap kehidupan setelah perjodohannya akan berjalan baik-baik saja seperti yang biasa dilihat di laya...