berat melepas

371 21 0
                                    

Please siapapun yang baca, vote ya. Coment juga gimana tanggapan kalian tentang cerita ini.

_Jodoh untuk Adel_
_Adelia Annalies Elziroya_

Waktu berlalu begitu saja. Kini Arsen dan Adel semakin dekat dan semakin romantis. Sembari menunggu buah hatinya lahir, keduanya selalu menyempatkan diri untuk bersama meski di tengah kesibukan masing-masing.

Arsen keluar dari kamar mandi dengan raut yang berbeda. Menghampiri sang istri yang tengah fokus menonton drama koreanya itu. Adel bilang,

“Ini kemauan dede bayinya. Jadi kamu gak usah larang. Satu drama aja kok, janji abis itu urusin skripsi lagi.”

“Sayang?”

“Iya?” Jawab Adel tanpa mengalihkan pandangan dari drama yang di tonton. Ini adalah detik-detik menegangkan, Adel tidak mungkin mudah beralih begitu saja.

“Saya mau ngomong sesuatu.”

“Iya ngomong aja kenapa?” Adel masih belum terusik. Fokusnya sama sekali belum teralih.

“Bisa gak perhatiin saya dulu?” Arsen yang kesal karena sedari tadi hanya hanya di abaikan lantas menutup laptop Adel begitu saja.

“Kenapa?” Tanya Adel menampilkan wajah sendunya. Adel sudah ingin marah, namun ketika melihat wajah sang suami, justru rasa khawatir yang mendadak menghampirinya. “Mas? Kenapa? Ada masalah?”

“Kamu katanya pengen banget kan nginep di rumah Bunda lagi? Sekarang kamu boleh loh kalo mau nginep di rumah Bunda.”

“Serius? Sama mas kan?” Arsen menggeleng yang membuat Adel semakin heran.

“Kenapa? Maunya sama mas suami. Adel maunya tuh kumpul sama semua orang.”

“Saya mau ke Amerika besok. Kamu izinin saya kan?”

“Amerika?” Adel membeo. “Jauh banget. Ngapin di sana?”

Arsen membetulkan posisi duduknya. Membuat jarak diantaranya dan Adel semakin dekat. “Saya ada kerjaan di sana. Berkaitan dengan Hotel yang mau kita rilis juga sekalian ada beberapa agenda lain.”

Mata Adel berkaca-kaca. Sudah di bilang jika sekarang adalah fasenya Adel tidak mau jauh dari Arsen. Adel sungguh butuh Arsen untuk berada di sampingnya.

“Seriusan? Gak lagi bercanda kan?”

“Syttt…” Arsen mengusap air mata yang membasahi pipi Adel. “Jangan nangis gini. Jangan bikin langkah saya jadi berat buat ninggalin kamu. Cuman 2 minggu kok. Saya janji akan usahakan pulang lebih cepat.”

“HAH 2 MINGGU?!” Adel spontan berteriak. Apa katanya tadi? Cuman 2 minggu? Oh ya Allah, ini sama sekali bukan lelucon yang bagus. Bagaimana bisa sampai 2 minggu kalau baru 2 jam saja Adel sudah gelisah.

Tidak bisa tidur tanpa usapan lembut suaminya. Lalu apa kabar jika Arsen benar-benar pergi dalam 2 minggu kedepan?

Arsen mengusap-usap telinganya karena teriakan sang istri.

“Serius mas 2 minggu?”

“Iya sayang, cuman 2 minggu.”

Adel membulatkan matanya kesal. Benci karena Arsen membubuhkan kata cuman dalam kalimatnya itu. Tidak kah Arsen menyadari bagaimana istrinya ini tanpa kehadiranya?

“Cuman gimana sih mas, 2 minggu itu lama banget. Aku sama siapa di sini? Gimana kalo nanti ada yang jahatin aku? gimana aku tidur? gimana sama jagoan kecil ini?” Adel mengusap lembut perutnya sambil satu tangan menghapus airmata yang seketika juga ikut turun. “Kalo Adel kangen gimana?” pecah sudah. Adel malah semakin sesenggukan ketika mengatakan itu.

Jodoh Untuk Adel (END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang