Adel Ketiduran

508 26 1
                                    

Please siapapun yang baca, vote ya. Coment juga gimana tanggapan kalian tentang cerita ini.

_Jodoh untuk Adel_
_Adelia Annalies Elziroya_

Arsen sudah menelfon Bundanya, barangkali Adel ada di sana. Namun ternyata, Adel juga tak ada di sana membuat Arsen tidak tau lagi harus mencar istrinya itu kemana.

"Gue hamil." Ucap Sara penuh frustasi. "Gue mau lo tanggung jawab nikahin gue."

Arsen diam. Otaknya tidak bisa menceran apapun sekarang.

"Lo... lo hamil? Anak siapa hah? Lo pikir itu anak gue kenapa suruh gue tanggung jawab?"

"Gue maunya lo yang tanggung jawab."

"Gak, gila Lo. Sampai kapanpun gue gak akan tanggung jawab."

"Lo liat aja, gue akan buat lo bisa tanggung jawab. Meskipun ini bukan anak lo." Sara melenggang pergi setelah mengatakan itu.

Arsen tertawa sinis di tempatnya. Ada rasa ingin meremehkan Sara, namun di sisi lain ada juga rasa takut. Arsen tau jika Sara orangnya sangat nekat.

Bagaimana jika Sara nekat? Bagaimana jika Adel yang akan menjadi sasaranya.

"Gue gak akan pernah maafin lo Sara, kalo lo berani sentuh Adel." Arsen kembali pergi meninggalkan rumahnya. Tidak perduli bagaimanapun caranya, Adel harus ditemukan hari ini juga.

Di tempat yang berbeda,

"Bun, kenapa sih? Kayaknya khawatir gitu?" Cecil ikut duduk di sofa ruangtamu bersama kedua orangtuanya. Mereka bertiga memang baru sampai rumah dengan waktu yang hampir bersamaan. Cecil dan Ayahnya pulang dari kantor, sedangkan Bundaya baru pulang pengajian.

"Arsen nanyain Adel, katanya Adel ada kesini atau enggak, soalnya Adel gak bisa-bisa di telfon. Kamu tau Adel kemana?"

Cecil menyeruput jusnya sebelum menjawab. "Mana tau lah Bun. Biasanya Adel juga gak susah di hubungi kecuali lagi tidur aja. dia emang pernah nongkrong? Kalo gak kampus palingan cuman di rumah aja kan?"

Arum mengngguk-angguk. Memang benar, putri bungsunya itu tidak pernah yang namanya nongkrong-nongkrong. Kalau tidak di rumah, Adel hanya sibuk di kampus dengan segala kesibukan organisasinya itu.

"Apa Adel ada masalah ya? Terus dia kabur dari Arsen mungkin? Makanya gak bisa-bisa di hubungi." Arum mulai beropini yang tidak-tidak. Karena sebelumnya, Adel juga selalu menghubungi sedang di mana.

"Bunda jangan ngomong yang aneh-aneh gitu. Doain aja yang baik-baik untuk anaknya. Bisa aja Adel mungkin lagi ada urusan di luar. Sekarang kan dia lagi sibuk ngurusin skripsi demi liburan ke jepang itu kan? Mungkin ponselnya mati kan kita juga gak tau."

Arum diam tak menjawab. Begitupun Cecil yang asik menikmati jusnya sendiri. Mereka hanyut dalam pikiranya masing-masing.

"Yaudah Cecil naik ke atas dulu mau mandi." Setelah mengatakan itu, Cecil langsung beranjak pergi ke kamarnya.

"Astaghfirullah hal Adzhim. BUNDA!!!" Cecil berteriak kaget melihat kamar Adel lampunya hidup. Setelah di periksa, ternyata anak yang dicari-cari dan bikin orang panik itu ada di kamarnya sedang tidur.

Adel menggeliat mendengar suara teriakan yang tak tanggung-tanggung itu. "Ngapain sih teriak-teriak?" Tanya Adel dengan suara parau khas orang bangun tidur.

"Lo ngapain tidur di sini? Astaga bikin gue kaget aja. untung gue gak punya riwayat sakit jantung."

"Cecil kenapa... loh Adel?" Tak kalah kaget Arum melihat Adel. Namun bedanya Arum tak berteriak seperti Cecil.

Jodoh Untuk Adel (END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang