nyebur di kolam renang

452 27 1
                                    

Please siapapun yang baca, vote ya. Coment juga gimana tanggapan kalian tentang cerita ini.

_Jodoh untuk Adel_
_Adelia Annalies Elziroya_

"Mbak, mas Rio kemana?" Arsen berpura-pura mencari abangnya untuk menghindari kegugupan yang tiba-tiba saja melanda atas pertanyaan mamanya tadi.

"Kayaknya lagi nemuin beberapa client deh tadi, mbak juga belum liat lagi tu."

Arsen hanya mengangguk-angguk mengerti. "Yaudah Arsen kesana dulu." Arsen pergi kemana saja asal tidak lagi di tempat itu. Enggan mendengar pertanyaan yang sangat mengganggunya. Meninggalkan Adel bersama mama dan kakak iparnya itu rasanya juga aman-aman saja.

"Yasudah kalo gitu, papa juga pergi mau nemuin para tamu dulu. Mama biar disini aja bareng mantu-mantu kesayangan mama ini." Dandy ikut pergi meninggalkan ketiga wanita itu tetap berdiri di tempatnya.

"Adel gimana sama Arsen? Baik-baik aja kan? Sikapnya emang masih dingin gitu juga sama kamu?" Elin langsung nyerocos. Nampak sekali jika wanita bule yang satu ini  begitu terlihatceria dan juga ramah.

Pertama-tama Adel hanya tersenyum. Namun senyum getir yang hanya bisa di rasakanya sendiri. "Biasa aja kok mbak. Adel udah biasa juga dengan sikap mas Arsen yang seperti itu."

"Adel yang sabar ya hadapin anak mama yang satu itu?" Maya memeluk bahu Adel dan mengusap-usapnya. "Arsen memang begitu sikapnya, beda dengan Rion abangnya. Semoga dengan menikah sama Adel, Arsen perlahan juga bisa menjadi pribadi yang lebih hangat."

Adel tersenyum. Sungguh senyuman yang sangat tulus. Setidaknya, Adel bahagia memiliki mertua dan kakak ipar yang sangat baik padanya.

Hal yang paling di takutkan anak perempuan, ketika memiliki mertua atau ipar yang jahat, namun Adel ternyata salah satu orang beruntung. Meski suaminya juga tidak sehangat apa yang orang bayangkan.

Beberapa saat perbincangan itu berjalan begitu hangat. Sampai datang seorang laki-laki yang membuat Adel kaget. Namun sepersekian detik Adel bisa menebak, jika laki-laki itu pasti adalah suaminya mbak Elin, yang artinya kakak kandung dari suaminya.

"Sayang, aku cariin dari tadi ternyata di sini toh?" Rion memeluk hangat istrinya dan mencium hangat kening Elin saat pertama menemukanya.

"'Ini loh mas, aku lagi ngobrol sama mama, sama istri Arsen juga."

Mendengar itu Rion langsung menoleh. Benar saja, ada wajah asing di antara mama dan istrinya. "Ini toh istrinya Arsen? Cantik banget gini pantesan Arsen gak nolak. Sarah mah lewat kalo begini ini."

Adel kaget ketika mendengar nama perempuan lain yang pria di hadapanya ini sebutkan. "Sarah?" Beo Adel spontan.

"Rio?" Ucap Maya menyadarkan. "Enggak Del, bukan siapa-siapa kok. oh iya kenalin ini Rio abangnya Arsen, suami dari Elin."

Meski masih mengganjal, Adel berusaha melupakan saja apa yang tadi Rio katakan. Semoga memang bukan siapa-siapa. Meski hatinya berasa ada yang aneh ketika mendengar nama itu. Katanya, firasat istri itu jarang yang salah. Mungkin itulah yang sedang Adel rasakan sekarang.

"Eh maaf-maaf, duh jadi kaku gini kan jadinya."

"Arsen nyari kamu loh tadi mas." Elin menyadarkan suaminya, jika sebaiknya suaminya ini pergi saja dari sini. Daripada membuat suasana semakin canggung.

"Serius?" Elin hanya mengangguk sebagai jawaban.

Lantas Rio langsung pergi setelah berpamitan. Meninggalkan lagi ketiga wanita itu kembali melanjutkan obrolanya.

"Mama samperin papa dulu ya, kayaknya dari tadi mama juga belum ada sapa para tamu." Maya juga iku berpamitan meninggalkan kedua menantunya.

Lama hening, namun setelahnya Adel lebih dulu membuka suara.

"Mas Rio manis banget ya mbak sikapnya? Mbak pasti bahagia banget."

"Kamu ada aja sih." Elin tersipu malu. "Kamu juga beruntung dapetin Arsen. Kamu gak tau aja berapa banyak penggemar Arsen di luaran sana. Kamu tau? Meski mama yang menyuruh sekalipun, Arsen yang mbak kenal, gak akan mau terima kalo gak bener-bener srek di hatinya.

Dia mau nikah sama kamu, itu artinya dia ngerasa cocok sama kamu. Meski sikapnya mungkin belum semanis yang kamu bayangkan. Kamu sabar aja ya? Sulit buat Arsen mengubah sikap dinginya itu. Ingat! Meski gak selalu ada pelangi setelah hujan, tapi selalu ada kedamaian yang semua orang rindukan."

"Makasih ya mbak?" Adel sedikit merasa tenang sekarang. Meski baru sekali ini bertemu Elin, Adel merasa nyaman bercerita dengannya. Satu hal yang baru Adel sadari, bahwa Elin tidak hanya Cantik, tapi juga sangat dewasa."

Elin maju dan memeluk Adel lembut. "Udah jangan mellow gini, kita keliling aja yuk bareng mbak?" Elin melepas pelukanya itu dan mengajak Adel untuk berkeliling di pesta ini. Sudah cukup lama sedari tadi mereka hanya berdiri di tempat yang sama.

Adel akhirnya berjalan beriringan dengan Elin. Melihat para tamu-tamu yang datang. Memperhatikan setiap sudut inci halaman ini. Tidak terlalu padat, namun cukuplah di katakan jika acara ini memang begitu ramai.

Mata Adel tidak mungkin salah kali ini, bahkan saat dilihat berkali-kalipun objek yang dilihatnya tetap sama. Lelaki yang bersikap dingin padanya ternyata bersikap begitu hangat dengan wanita lain.

"Mbak, Adel mau ambil minum dulu ya?" Adel berpamitan dengan Elin di sampingnya. Elin yang tengah berbicara dengan orang yang tidak Adel kenal itu hanya mengangguk singkat.

Adel berjalan dengan hati yang tak karuan di tepian kolam renang itu. Hingga tiba-tiba byurrr.. Adel terpeleset dan jatuh ke kolam renang.

Adel sadar betul, tadi yang terjadi itu bukan karena dirinya yang kurang hati-hati. Namun karena ada orang yang sengaja menjegal kakinya.

Sontak riuh orang melihat Adel yang tercebur ke kolam renang. Bahkan tepian kolam renang mendadak penuh tanpa ada seorangpun yang mau menolongnya.

"Adel?" Teriakan pertama didapatnya dari mbak Elin. Namun wanita hamil itu bagaimana caranya untuk menolongnya.

Kali ini Adel tidak tenggelam, karena selain kolam ini tidak sedalam kolam di rumah Arsen, kaki Adel juga baik-baik aja sehingga skillnya berenang juga tidak terganggu.

Adel berusaha naik ke tepian kolam seorang diri. Seseorang yang tak di kenalnya itu hadir menawarkan bantuan untuk menariknya ke atas. Namun kehadiran orang lain dengan cepat menghentikan aktifitas orang itu.

"Minggir! Biar saya yang bantu." Arsen lebih dulu membuka jasnya sebelum menarik Adel. Bisa saja baju Adel menciptakan bentuk lekuk tubuhnya karena bajunya yang basah sekarang. Maka dari itu Arsen memakaikan jasnya itu untuk menutupi semuanya.

"Astaga Adel, kok bisa gini?" Maya panik ketika melihat menantunya ini sudah dalam kondisi basah kuyup di tepian kolam renang.

Adel hanya diam. Meringkuk memeluk dirinya sendiri. Disisi lain, ia masih kesal dengan kelakuan Arsen tadi. Di sisi lain juga, ia melihat mencari siapa orang yang sengaja mengerjainya tadi.

Ternyata benar kata mbak Elin tadi. Arsen memiliki begitu banyak penggemar, sehingga sekarang dirinyalah yang menjadi sasaran sebagai istri sahnya.

"Arsen! Bawa Adel ke kamar sekarang ya. Kasian mantu mama ini kalo ampe sakit lagi." 

...

22 Juli 2021
Ada kalanya, kenyataan memang tak seindah yang kita inginkan.

Follow sebelum baca.
Jangan lupa vote dan coment bagaimana ceritanya

Jodoh Untuk Adel (END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang