10. Lee Haechan

44.9K 5.5K 1.4K
                                    

Keesokan paginya.

Jaemin turun dari kamarnya dengan setelah kantor. Dia melirik sekitar rumah.

Jaemin melangkah pelan menuju ruang makan. Tampak tak ada siapapun disana. Jaemin mengerutkan keningnya, biasanya Jeno selalu ada disana untuk sarapan.

"Apa dia sudah pergi?" Gumam Jaemin pelan.

Cek lek!

Saat Jeno hendak berbalik, dia lantas melihat Jeno baru saja keluar dari kamarnya.

"Kau sudah mau berangkat kerja?" Tanya Jaemin.

Tapi Jeno menulikan pendengarannya lalu pergi begitu saja.

"Yakk, kau punya telinga atau tidak?!"

Langkah Jeno terhenti ketika mendengar suara Jaemin, dia lantas berbalik dan menatap Jaemin datar.

"Urus urusanmu sendiri." Ucap Jeno dingin.

"Bukankah itu yang selalu kau katakan? Kau tidak bisa memegang kata katamu, ya?"

Jeno lantas berbalik dan pergi begitu saja, meninggalkan Jaemin yang masih terdiam di tempat nya.

Jaemin menghela nafas pelan, lalu duduk dan mulai mengambil roti.

Jaemin lantas sarapan sendirian. Dia hanya melamun sambil mengubah roti dihadapannya tanpa selera.

"Aku akui, kau bodoh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku akui, kau bodoh."

"Lalu mau bagaimana? Dia yang meminta."

Haechan, Jeno, dan Renjun kini berada di cafe Haechan. Kesabaran Haechan dan Renjun kini diuji oleh seorang Lee Jeno yang datang dengan wajah kusut dan mengeluh tidak jelas tentang Jaemin.

"Wahh, kau saudara kembarnya. Bagaimana mungkin kau tidak tahu sifat saudara kembarmu sendiri?" Tanya Renjun.

"Tunggu tunggu, jadi Jaemin menyuruhmu untuk bersikap dingin dan ketus satu sama lain. Lalu kau menurutinya? Kau bodoh atau apa?!" Ucap Haechan kesal.

"Kalian tahu, kan? Aku tipe orang yang tidak suka berpura pura. Aku kesal setiap kali dia bersikap dingin dan terkesan meremehkanku. Lebih baik aku menuruti kemauannya saja." Balas Jeno.

"Kau yakin Jaemin 100% ingin melakukan itu?" Tanya Haechan lagi.

"Kau ini-"

"Salahmu karena menghilang tanpa kabar."
Ucapan Jeno terpotong ketika Renjun tiba tiba berbicara.

"Bukannya aku membela Jaemin. Tapi coba kau pikirkan, wajar jika Jaemin bersikap seolah dia membencimu."

"Seolah? Dia memang membenciku." Balas Jeno.

"Aku yakin dia tidak membencimu, Lee Jeno. Kau tahu sendiri jika Jaemin tak bisa marah terlalu lama pada orang lain, hanya dia pintar menutupi hal itu." Ucap Renjun.

Rain || NCT dream [PRE ORDER!!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang