34. Enough

36.3K 4.4K 728
                                    

1 bulan kemudian.

Renjun menatap lamat lamat batu nisa yang kini dia kunjungi.

Tangannya terabgkat dan mengeluarkan pelan batu nisan bertulisan Lee Haechan itu.

Bibirnya membentuk senyuman lirih.

"Jadi sekarang kau ingin minta maaf pada Jisung?"

"Percuma, dia sudah mati. Mau minta maaf bagaimana kalau dia saja sudah mati?"

"Pikirkan caranya, pergi ke makamnya lalu minta maaf saja."

"Saranmu sama sekali tidak membantu. Aku akan memikirkan caranya sendiri nanti..."

Mata Renjun terasa panas. Hingga tak lama, airmata itu kembali menetes.

Aku akan memikirkan caranya sendiri nanti...

"Jadi ini caramu meminta maaf padanya Jisung?" Tanya Renjun dengan suara serak.

"Dengan menemuinya langsung, begitu?"

Renjun mengusap kasar air matanya.
"Baiklah."

"Temui dia, dan dapatkan maaf dari Jisung diatas sana..."

"Dengan begitu, kau bisa beristirahat dengan tenang, kan?"

Renjun kembali mengusap lembut batu nisan itu.

"Maafkan aku..."

"Aku tidak akan bisa menjaga Hyuck lagi..."

"Hyuck bilang..."

"Setelah dia lulus, dan akan lanjut ke sekolah menengah, dia dan ibumu akan pindah ke Jepang."

"Jangan khawatirkan mereka."

"Aku akan tetap melanjutkan tugasku sampai Hyuck lulus sekolah nanti..."

Jaemin tengah menandatangi proposal kerjasama antara perusahaannya di ruang rapat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin tengah menandatangi proposal kerjasama antara perusahaannya di ruang rapat.

Ada setumpuk berkas lainnya di sebelah lelaki itu.

Setelah sebulan semenjak kematian Haechan, Jaemin lantas berusaha menyibukkan diri dengan bekerja mati matian.

Lelaki itu lantas berubah.

Jaemin kini menjadi pribadi yang lebih tertutup, tidak tertarik pada dunia luar, selalu bekerja, jarang makan, apalagi tidur.

Tak ada yang bisa mengerti jalan pikiran lelaki itu.

Bahkan Jeno pun tak bisa mengerti apa yang sebenarnya ada di pikiran Jaemin.

Tok tok tok!

Jaemin mengabaikan ketukan pintu itu. Pandangan nya kini terfokus pada laptop.

Cek lek!

"Sudah berapa kali ku katakan padamu, jangan terlambat makan, Jaemin. Kau bahkan belum makan semenjak tadi malam."

Rain || NCT dream [PRE ORDER!!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang