Renjun kini duduk melamun dengan tatapan kosong yang mengarah pada peti mati sang ayah.
Baru saja semalam dia berbicara pada sang ayah sebelum tidur.
Dan ternyata ayahnya tidur untuk selamanya.
Rasanya masih seperti mimpi. Dimana tapi pagi dia hendak membangunkan ayahnya. Namun lelaki itu sama sekali tak bergerak.
Dan lantas Renjun sadar.
Ayahnya sudah pergi.
Selamanya.
Renjun mengusap airmatanya kasar. Lalu mengambil ponselnya untuk menelepon seseorang.
"Huang Renjun! Ada apa kau meneleponku?" Terdengar suara Haechan dari seberang sana.
Renjun menggigit bibirnya sekuat yang dia bisa untuk menahan tangis.
"Renjun?"
"........"
"Renjun?"
"........"
"Ren—"
"Haechan~ah...." Lirih Renjun pelan.
"Renjun~ah, gwaenchana?"
"Ayahku...."
"Ayahku sudah meninggal...."
Haechan terdiam ketika mendengar suara Renjun di seberang sana.
"Renjun~ah..."
Tak lama, terdengar suara isakan.
Haechan hanya diam sambil menunggu isakan Renjun berhenti.
"Gwaenchana? Apa aku perlu ke Cina untuk menemanimu?" Tanya Haechan.
"Aku baik baik saja. Kau tidak perlu kemari. Lagipula aku akan kembali ke Seoul dalam beberapa hari..."
"Jadi kau akan menetap di Seoul?"
"Ya, ayahku bilang sebaiknya aku menetap saja di Seoul. Dia bilang, semua orang yang menyayangiku ada disana. Jadi aku akan tinggal di Seoul. Itu pesan terakhirnya..."
"Baguslah. Ayahku benar, semua orang yang menyayangimu ada disini. Jangan terlalu lama larut kesedihan. Kembalilah ke Seoul secepatnya. Aku akan menghiburmu disini."
Renjun terkekeh pelan.
"Memangnya kau tahu cara menghibur?""Kau bahkan baru saja tertawa. Itu artinya aku berhasil menghiburmu secara tidak langsung."
Renjun tersenyum tipis mendengarnya.
"Kau benar. Gomawo..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain || NCT dream [PRE ORDER!!!]
Fanfikce[SEQUEL Dear Jisung] Musuh tetaplah musuh, meski dia adalah saudara kembarmu sendiri. Prinsip hidup itu yang dipegang pengusaha sukses bernama Lee Jaemin. Lelaki yang penuh dendam pada saudara kembarnya sendiri. Karena saudara kembarnya itu adalah...