35. Our Youngest Brother

33.8K 4.3K 512
                                    

"Jaemin, ayo sarapan dulu."

Jaemin menoleh pada saudara kembarnya yang berdiri di ambang pintu. Lelaki itu lantas memutar bola matanya malas.

"Aku tidak lapar, Lee Jeno."

Jeno menghela nafas pelan.
"Kau sudah semakin kurus, setidaknya makanlah sedikit. Nanti kau sakit..."

"Biarkan saja, memang begitu mauku..." Jaemin tak menghiraukan Jeno dan kembali fokus pada berkas berkas yang ada dihadapannya.

"Jisung akan sedih kalau kau begini, Jaemin..."

Jaemin lantas menatap Jeno tak suka.
"Kenapa kau membawa bawa Jisung?"

"Jaem-"

"Jangan membawa bawa orang mati ke dalam pembicaraan kita, Jeno. Memangnya apa yang bisa Jisung lakukan kalau dia melihatku seperti ini? Dia juga tidak akan hidup lagi."

Jeno menatap Jaemin lamat lamat.
"Hari ini ulang tahun Jisung."

Tangan Jaemin yang tengah mengetik itu lantas terhenti, dia lalu menatap kalender di sisi kanan meja kerjanya.

"Mau mengunjungi Jisung bersama?"

Jaemin menoleh menatap Jeno.

"Ayo kita ke makamnya bersama, Jaemin."

Kedua lelaki dengan setelah kantor itu kini tengah berdiri menatap batu nisan bertuliskan Lee Jisung disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua lelaki dengan setelah kantor itu kini tengah berdiri menatap batu nisan bertuliskan Lee Jisung disana.

Tak ada yang membuka suara. Keduanya hanya berdiri seperti patung sambil menatap kosong batu nisan itu.

Keduanya membiarkan angin menerpa wajah mereka dan membuat rambut mereka sedikit berantakan.

Canggung.

Tak ada satu pun yang membuka suara setelah mereka berdua berdiri disana selama kurang lebih 8 menit.

Jeno diam diam melirik Jaemin yang menatap kosong foto adik bungsu mereka itu.

"Ini pertama kalinya kau kemari, kan?" Tanya Jaemin tiba tiba.

Jeno diam sejenak sebelum mengangguk pelan.
"Kau benar..."

"Nisan Jisung sudah berdebu..." Jaemin lalu sedikit duduk dan membersihkan puncak batu nisan itu sudah sedikit berdebu itu.

Jeno memperhatikan tingkah laku saudara kembarnya.

Jaemin mengusap pelan batu nisan bertuliskan nama Lee Jisung itu.

"Kau tidak merindukan Jisung?" Tanya Jaemin pelan.

"Pertanyaan bodoh, tentu saja aku merindukannya." Jeno lantas ikut duduk di sisi makam yang lain.

Jaemin menatap Jeno, saudaranya iy tersenyum lirih sambil mengelus pelan batu nisan Jisung.

Rain || NCT dream [PRE ORDER!!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang