12. Fake Smile

41.7K 5.4K 1.3K
                                    

Keesokan paginya.

Pukul 08.23 KST.

Jaemin terbangun dari tidurnya. Kepalanya sakit luar biasa.

Jaemin memijit kepalanya pelan, lalu beranjak dari tempat tidur.

Jaemin hendak membuat pintu kamarnya, namun pintu itu terkunci.

"Kenapa terkunci?"

Jaemin mengerutkan keningnya, lalu mengingat sesuatu.

Awas saja kalau kau kembali mengamuk, aku akan menguncimu di kamarmu agar kau tidak bisa bekerja, kau mengerti?

"Aish, Lee Haechan."

Jaemin melirik jam, matanya membulat ketika melihat angka yang tertera disana.

Jaemin lantas memukul kasar pintu kamarnya.
"Yakk, buka pintunya!!!!"

"Lee Haechan!!!!"

"Buka pintunya sekarang!!!!"

"Yakk, buka pintunya!!!!"

"Aku bilang buka pintunya!!!!"

"Aish, kau berisik sekali!!! Ini masih pagi!!!" Balas Haechan dari luar.

"Buka pintunya!!!" Ucap Jaemin kesal.

"Apa?! Aku tidak mendengarmu!!!"

"Buka pintunya, sialan!!!"

"Yakk, kau mengumpat?! Baiklah, aku akan membukanya sore nanti."

"Lee Haechan!!!!"

"Wae?! Apa aku salah?!"

"Buka pintunya sekarang!!!! Aku terlambat kerja!!!"

"Aku sudah bilang pada sekretaris agar kau mengambil cuti hari ini. Kau lupa apa yang kukatakan padamu semalam?! Aku sudah memperingatkanmu berkali kali agar tak mengamuk."

"Jadi jangan salahkan aku kalau aku menguncimu." Sambung Haechan.

"Buka, Lee Haechan!!!"

"Memangnya apa yang akan kau lakukan kalau aku membuka pintunya?"

"Lee Haechan!!!"

"Terserah..."

"Aish, baiklah!!! Aku akan makan siang denganku selama sebulan penuh!"

Haechan tersenyum licik ketika mendengar hal itu.
"Kau bersungguh sungguh?"

"Apa aku pernah berbohong padamu sebelumnya?"

"Kau baru saja berbohong padaku semalam!!!"

"Aish, iya iya! Aku serius kali ini!!!"

Haechan tertawa puas dan membuat pintunya.

"Sepertinya kau benar benar puas sekali." Gumam Jaemin kesal.

"Membuatmu kesal itu menyenangkan, Jaemin."

Jaemin menghela nafas pelan.
"Dimana Jeno?"

"Wahh, kau mencarinya, ya?"

"Aish, katakan saja!"

"Dimana lagi? Tentu saja berangkat kerja."

"Ohh, baiklah."

Haechan menatap Jaemin lamat lamat.
"Hanya ohh, baiklah?"

"Maksudmu?"

"Jujur saja, kau kesal karena Jeno sudah mulai berubah menjadi dingin padamu, kan?"

"Tidak, siapa bilang?"

"Firasat ku tak pernah salah."

"Kau pikir kau peramal?"

Rain || NCT dream [PRE ORDER!!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang