"Yeoboseyo?"
Jaemin mengulum bibirnya mendengar suara itu. Dia lantas kembali melihat nomor telepon yang tertera di ponselnya, Jaemin sempat menyalin nomor itu dari ponsel Renjun, dan benar saja, itu nomor Jeno.
Tak ada balasan lagi dari seberang sana, hal itu membuat Jaemin sedikit ragu.
"Ini siapa?"
Jaemin menghela nafas lega ketika kembali mendengar suara Jeno. Lelaki itu masih disana, menunggu balasan darinya.
"Siapa ini?"
Jaemin dibuat semakin bingung ketika Jeno terus menanyakan hal yang sama. Apa yang harus dia katakan sekarang?
"Kalau begitu aku tutup—"
"Je—Jeno..."
Jaemin merutuki dirinya ketika ucapan itu lolos begitu saja.
"Ini nomor Lee Jeno, kan?"
Baiklah, lagipula sudah terlanjur.
"I—ini aku..."
"Jaemin...."
Jeno masih mematung di tempat ketika mendengar suara Jaemin dari seberang sana. Lelaki itu mengerjap beberapa detiks sbelum akhirnya kembali membuka suara.
"Ahh, kau rupanya..."
Sementara itu, Jaemin masih bingung harus memulai apa. Pembicaraan mereka benar benar aneh dan berkali kali lebih canggung dari pertama kali bertemu setelah 8 tahun waktu itu.
"A—apa kabar?" Tanya Jaemin begitu saja.
"Aku baik... Kau bagaimana?"
"Baik juga..."
Hening, tak ada yang membuka suara untuk beberapa saat. Rasanya terlalu aneh, dan tak ada dari mereka yang mengerti bagaimana cara memulai percakapan yang tiba tiba ini.
"Pekerjaanmu bagaimana?"
"Baik, meski terkadang membosankan, L.JN Group sekarang sudah semakin memasuki pasar global..."
Jaemin mengangguk pelan.
"Ohh begitu...""Kalau kau? Pekerjaanmu bagaimana?"
"Tidak begitu buruk..."
Jeno tersenyum tipis sekarang, baiklah, tidak ada salahnya mulai mengakrabkan diri, kan? Lagipula kata Renjun kini mental Jaemin sudah mulai lebih stabil.
"Sudah makan malam?"
"Sudah..."
"Kau sudah pulang dari kantor?"
"Iya..."
Singkat sekali.
Jeno terkekeh mendengar balasan Jaemin yang begitu singkat.
"Maafkan aku..."
"U—untuk apa?"
"Tidak ada... Hanya mau bilang itu saja..."
Jaemin menunduk, dia meremat ponselnya.
"Kau masih di Kanada?""Begitulah..."
Pulang lah ke Seoul, kata kata itu terasa kelu untuk diucapkan meski sudah diujung lidah. Jaemin benar benar tak bisa mengatakannya, Jeno pasti akan menganggapnya tak bisa memegang ucapan sendiri.
"Kalau begitu aku tutup, ya? Lagipula ini sudah malam, kau juga harus istirahat..."
Jaemin semakin resah, dia mulai memikirkan apa saja yang harus dia katakan pada Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain || NCT dream [PRE ORDER!!!]
Fanfiction[SEQUEL Dear Jisung] Musuh tetaplah musuh, meski dia adalah saudara kembarmu sendiri. Prinsip hidup itu yang dipegang pengusaha sukses bernama Lee Jaemin. Lelaki yang penuh dendam pada saudara kembarnya sendiri. Karena saudara kembarnya itu adalah...