11. Alone

41.6K 5.4K 994
                                    

"Kau sudah pulang?"

"Sudah, aku sudah di rumah sekarang."

"Jangan bekerja lagi, dan tidurlah. Aku tak mau mendapat telepon kalau kau mengamuk lagi."

"Iya iya, kau cerewet sekali."

"Aku cerewet karena aku peduli padamu. Harusnya kau bersyukur."

"Arasseo..."

Haechan menghela nafas pelan.
"Yasudah, aku tutup dulu teleponnya."

Haechan menatap gedung perusahaan J&J company dari kejauhan. Tampak salah satu lampu di ruangan lantai 18 masih menyala.

"Apa dia pikir aku bodoh?" Gumam haechan pelan.

Lelaki itu lantas memasuki gedung dan menekan lift menuju lantas 18.

Cek lek!

"Kau belum pulang, kan? Kau berbohong padaku."

Jaemin menoleh pada Haechan dengan tatapan datar.

"Apa urusanmu? Ini hidupku."

Haechan duduk di hadapan Jaemin sambil meletakkan 2 botol soju diatas meja.

"Hentikan pekerjaanmu itu."

Jaemin menatap Haechan sebentar, lalu mengambil 2 gelas dan menuangkan soju itu.

"Tumben kau tidak mengoceh. Biasanya kau sangat berisik." Ucap Jaemin.

Haechan meminum soju nya, lalu menuangkannya lagi.
"Haruskah aku berisik setiap saat?"

"Kau tidak pulang?"

"Kau mengusirku?"

"Aku hanya bertanya, bodoh."

Haechan menghela nafas pelan.
"Nanti saja."

"Kau mau mengawasiku?"

"Itu salah satunya."

Jaemin menatap lamatclamat Haechan bagian sibuk meminum sojunya.

"Kau kenapa?"

Haechan menoleh pada Jaemin.
"Apanya?"

"Kau aneh."

"Bukankah aku selalu aneh?"

"Tidak, saat ini kau aneh dalam arti yang lain."

Haechan terkekeh pelan mendengar ucapan Jaemin.
"Aku hanya sedang bosan saja. Ini sudah lewat tengah malam, dan aku sedang tidak bisa tidur. Daripada aku berisik di kamar lalu membangunkan ibuku dan Hyuck, lebih baik aku jalan jalan saja."

"Begitukah?"

"Hmm..."

Haechan kembali menuang sojunya lalu menatap Jaemin.

"Jaemin~ah..."

"Apa?"

"Menurutmu, aku sahabat yang seperti apa?"

"Kau? Wahh, kau berisik sekali."

"Seberisik itukah aku?"

"Ya, sangat berisik sampai sampai telingaku mau berdarah mendengar ocehanmu."

Haechan tertawa mendengarnya.
"Jadi, apa lebih baik aku menjadi pendiam, begitu?"

"Memangnya kau bisa?"

"Aku akan berusaha asalkan kau nyaman berteman denganku."

Jaemin terdiam menatap Haechan.
"Tidak perlu."

Rain || NCT dream [PRE ORDER!!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang